Pilih asuransi komprehensif atau TLO?

Rabu, 25 Januari 2017 | 10:00 WIB   Reporter: Francisca Bertha Vistika
Pilih asuransi komprehensif atau TLO?


Awal tahun, berarti juga mesti bersiap menyambut tamu yang rutin bertandang. Cuma, tamu tahunan ini bersifat merusak aset Anda, lo, mulai rumah, kendaraan bermotor, hingga perabot. Apalagi, kalau bukan banjir.

Curah hujan yang mencapai puncak selama Januari–Februari berpotensi membangkitkan banjir di banyak daerah di Indonesia. Terutama, Kota Jakarta yang memang merupakan kawasan langganan banjir.

Tapi, risiko di 2017 bukan cuma banjir. Aksi terorisme mengintai yang juga bisa merusak aset properti maupun kendaraan Anda. Pada Desember 2016 lalu, polisi melakukan penangkapan besar-besaran orang-orang terduga teroris di sejumlah daerah. Mereka berencana melakukan bom bunuh diri di beberapa lokasi.

Masih ada satu lagi risiko yang menghantui tahun 2017: huru-hara. Penyelenggaraan pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak pada 15 Februari nanti berpotensi menyulut kerusuhan. Situasi mulai memanas di beberapa daerah khususnya Jakarta yang akan menggelar pemilihan gubernur.

Tak ayal, permintaan perluasan asuransi kerugian dengan perlindungan terhadap risiko kerusuhan, huru hara, terorisme, dan sabotase meningkat.

“Yang banyak saat ini memang perluasan untuk huru-hara dan terorisme. Kemudian untuk banjir. Jelang pilkada seperti sekarang, biasanya ada kenaikan untuk huru-hara dan terorisme,” kata Subagyo, Technical Deputy Director Asuransi Cakrawala Proteksi Indonesia.

Ya, meski Anda mengambil asuransi property all risk (PAR) dan industrial all risk (IAR), belum tentu mencakup perlindungan terhadap risiko terorisme. Asuransi PAR milik Asuransi Cakrawala, misal.

Begitu juga dengan asuransi all risk untuk mobil. Contoh, Asuransi Comprehensive Standar ACA bahkan tidak menanggung jaminan atas risiko banjir, huru-hara, dan terorisme.

Kecuali, Anda mengambil Asuransi Comprehensive Plus Otomate ACA yang memberikan perlindungan banjir, huru-hara, terorisme termasuk gempa.

Apalagi, asuransi total lost only (TLO) yang hanya menjamin kerusakan dengan nilai kerugian minimal 75% dari harga kendaraan. Untuk itu, perlu perluasan jaminan atas kendaraan  bermotor (PJAKB).

Tentu, lebih mahal premi asuransi komprehensif yang menjamin hampir semua risiko ketimbang TLO. Juga lebih mahal premi asuransi komprehensif plus dibanding standar.

Misalnya, tarif premi Asuransi Comprehensive Standar ACA mulai 1,05% hingga 3,44% dari harga mobil. Besarannya tergantung harga mobil.

Lalu tarif premi Asuransi Comprehensive Plus Otomate ACA mulai 1,25% sampai 4,11%. Semakin mahal harga mobil, semakin kecil besaran premi yang dibayar.

“Asuransi jenis TLO lebih murah karena yang dikaver jika terjadi kehilangan atau kerusakan besar saja. Sementara komprehensif lebih mahal lantaran jaminannya sampai kerusakan yang kecil-kecil,” ujar Debie Wijaya, Direktur Asuransi Central Asia (ACA).

Hanya, kalau Anda mengambil perluasan proteksi, tarifnya bisa lebih murah atau lebih mahal. Ini tergantung jumlah asuransi tambahan yang Anda ambil. Kalau hanya satu perluasan, masih lebih murah. Jika tiga proteksi, bisa lebih mahal.

Mengacu Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan (SE OJK) Nomor 6/D.05/2013, tarif premi perluasan asuransi huru-hara dan terorisme untuk komprehensif sebesar 0,05%, sedang TLO 0,035%.

Lalu, tarif premi banjir untuk asuransi komprehensif di wilayah Jakarta 0,1% hingga 0,125%. Untuk yang TLO, tarifnya 0,075%–0,1%.

Lihat cakupan

Tapi, Subagyo berpesan, masyarakat seharusnya tidak sekadar melihat murah atau mahalnya premi asuransi kerugian. Pertimbangan utama dalam memilih asuransi adalah jenis dan cakupan jaminan polis, apakah sesuai dengan kebutuhan tiap-tiap individu.

Misalnya, banjir. Anda membeli asuransi TLO dengan perluasan jaminan banjir. Jika kendaraan Anda mengalami rusak sebagian atau di bawah 75% akibat banjir, maka kerugian itu tidak akan diganti.

“Tapi, jika jaminan induknya adalah komprehensif, maka kerusakan sebagian itu dijamin,” kata Subagyo.

Senada, Debie mengatakan, perluasan asuransi banjir, huru-hara, dan terorisme tergantung dari kebutuhan nasabah. Kalau nasabah merasa daerahnya aman dari banjir, maka tidak perlu membeli perluasan perlindungan.

Bila rumah nasabah jauh dari pusat keramaian yang berpotensi terjadi huru-hara, juga buat apa membeli perluasan asuransi. Tapi memang, sekalipun aman, semua risiko itu tidak bisa diprediksi.

Untuk perlindungan properti, Debie membeberkan, yang biasanya membeli polis perluasan asuransi terhadap risiko terorisme dan sabotase adalah perusahaan-perusahaan multinasional. Kemudian, hotel dan kafe dengan jumlah pengunjung  warga negara asing (WNA) yang cukup banyak.

“Untuk jaminannya, tetap ada batasnya. Dan biasanya ditanggung beberapa perusahaan asuransi yang bergabung,” kata Debie.

Sebelum membeli asuransi kerugian termasuk perluasan proteksi, Budi Raharjo, Perencana Keuangan Oneshildt Personal Financial Planning, menyatakan, Anda harus tahu betul apa saja yang membahayakan di sekitar aset Anda.

Contohnya, Anda tinggal di kota besar dan tiap hari berjibaku dengan kemacetan, ya, lebih baik ambil asuransi komprehensif. Meski mahal, risiko-risiko kecil seperti baret di badan mobil gara-gara tersenggol motor dijamin perusahaan asuransi.

Baru setelah itu, Anda melihat kembali, apakah masih benar-benar butuh perluasan asuransi. Kalau tidak perlu, untuk apa bayar ekstra premi.

“Kalau misalnya, tempat tinggal Anda rawan aksi terorisme, huru-hara, dan banjir, perlu ada perluasan,” imbuh Budi.

Pilihan ada di tangan Anda, tetapi tetap bijak dalam memilih asuransi kerugian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: S.S. Kurniawan

Terbaru