Lebih baik mulai dari kantong sendiri

Kamis, 23 Februari 2012 | 14:00 WIB   Reporter: Arief Ardiansyah
Lebih baik mulai dari kantong sendiri

ILUSTRASI. Kurs dollar-rupiah di BNI hari ini Selasa 2 Maret, periksa sebelum tukar valas./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/11/01/2021


JAKARTA. Motivasi Anda untuk berdagang secara online sudah terbentuk. Ide, model, hingga perangkat berbisnis di dunia maya pun sudah disiapkan sejak lama. Singkat kata, semangat Anda untuk menjadi pelaku e-commerce sudah menyala terang.

Namun, bukannya ingin memadamkan gairah berbisnis Anda, yang namanya bisnis itu butuh modal. Sementara mencari modal usaha bukan perkara mudah bagi kebanyakan orang. Ini tak hanya berlaku di bisnis online. Bedanya, di bisnis "off-line" sudah banyak lembaga keuangan yang berminat memodali usaha Anda, mau berskala mini hingga jumbo.

Masalahnya, hingga kini, permodalan dari pihak ketiga, seperti perbankan dan lembaga keuangan lain, buat bisnis online belum terlalu bisa diharapkan. Direktur Perbankan Ritel dan Mikro PT Bank Mandiri Tbk Budi Gunadi Sadikin mengatakan, perbankan belum memiliki produk khusus untuk memodali pebisnis online. "Tapi, mereka bisa memanfaatkan produk kredit modal kerja dan kredit investasi di perbankan yang sudah ada," katanya.

Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Henry Koenaifi mengatakan, pada prinsipnya, perbankan siap memodali bisnis-bisnis yang sudah mempunyai prospek. Dalam mendanai sebuah usaha, bank juga melihat rekam jejak bisnis tersebut. "Untuk itu, pebisnis online harus tetap memberikan jaminan fisik dan mampu meyakinkan bank bahwa bisnisnya bisa berjalan," imbuh Henry.

Senior General Manager Kartu Kredit BCA, Santoso, menambahkan, bukan berarti belum ada pelaku usaha e-commerce yang mendapat kredit bank. Dia menyebut ada beberapa pebisnis online yang mendapat pembiayaan dari BCA. Tapi, perbankan saat ini memang masih lebih fokus ke usaha sektor riil yang bisa dilihat dan dinilai dengan lebih jelas. "Ada beberapa justifikasi finansial secara pakem kredit biasa yang tidak bisa diterapkan di bisnis online," kata Santoso.

Sumber permodalan lain yang tersedia untuk bisnis secara umum adalah modal ventura. Tapi, Corporate Communication & Media Relations PT Bahana Artha Ventura I Gede Suhendra mengatakan belum ada skema khusus untuk usaha perdagangan online. Dari skema e-commerce, pemodal ventura sebenarnya bisa masuk saat pebisnis membeli barang untuk didagangkan. "Tapi, kami memang belum familier dengan bisnis online," kata Suhendra.

Tapi, jangan berkecil hati. Perencana keuangan dari Fahima Advisory, Fauziah Arsiyanti, mengatakan modal yang terbaik untuk berbisnis itu justru dari kantong sendiri.

Di urutan kedua, modal usaha terbaik adalah mengajak investor untuk berkongsi dengan skema bagi hasil. "Pembiayaan dari lembaga keuangan justru terlalu riskan buat bisnis," kata Fauziah.

Menurut dia, modal dari kantong sendiri atau patungan tidak menimbulkan risiko membayar bunga. Risiko yang muncul bila usaha gagal adalah hilangnya modal tapi tak ada tanggungan ke pihak ketiga.

Jalan enam bulan

Poin ini penting lantaran bisnis yang baru dibangun seringkali harus mengalami fase naik dan turun. Kalau ada pinjaman dari bank, Anda harus membayar pokok utang dan bunga yang sifatnya sudah tetap. Begitu pula bila modal usaha Anda dari hasil patungan. Bila bisnis online tersebut sedang turun, Anda tak perlu membayar return kepada silent partner alias investor.

Lain cerita bila bisnis online sudah mulai jalan, menunjukkan kinerja yang ciamik, dan pantas dikembangkan, tapi Anda kesulitan modal. Fauziah menyebut sebuah bisnis online yang layak untuk mencari tambahan modal usaha itu bila sudah beroperasi minimal enam bulan dan berkinerja bagus.

Untuk mencari investor, Anda harus menyiapkan proposal yang lengkap dan jujur. Di proposal tersebut sudah tercantum ide, model, dan target pasar untuk pengembangan usaha. Tentu, sertakan tambahan modal yang dibutuhkan dan rancangan cash flow usaha ke depan. "Penyusunan proposal ini harus berdasar data keuangan yang valid," kata Fauziah.

Permodalan di bisnis online, menurut Country Manager Multiply India, Daniel Tumiwa, merupakan faktor penting dalam e-commerce. Bedanya dengan bisnis offline, modal usaha e-commerce memang bisa lebih kecil. "Tapi, kalau berpandangan tidak mau keluar modal, ya, susah berkembangnya," kata Daniel.

Dia membenarkan bila selama ini para pebisnis online berusaha dengan modal sendiri atau modal dari keluarga dan kerabat. Perkara jumlah modal, Daniel menilai tidak ada batasan dari sisi nominal. Tapi, modal yang besar bisa membuat bisnis berkembang lebih cepat.

Lantaran belum adanya pihak ketiga yang membantu permodalan pebisnis online, Daniel mengaku Multiply mau menyokong modal buat para penjual di situs e-commerce ini. "Ada pedagang yang impor barang dengan tempo pembayaran sebulan tapi untuk membayar ongkos kirim ke Indonesia tak mampu. Karena prospektif, kami yang membayar biaya kirim tersebut," kata dia.

Sebenarnya, dari banyak pebisnis online yang sudah sukses kita mendapati modal awal mereka yang tergolong mungil. Misalnya Aria Rajasa, pemilik Gantibaju.com, yang mengawali bisnis ini pada 2009 bermodal Rp 12 juta. Dalam tempo kurang dari dua tahun, situs ini bisa meraup omset miliaran rupiah dari berjualan kaos.

Seringkali, para pebisnis yang sukses itu menyarankan untuk mulai berdagang dengan modal uang berapapun, yang bila sekiranya gagal, Anda tidak merasa kecewa kehilangan uang modal tersebut. Fauziah menyebut berbisnis dengan modal Rp 1 juta pun bisa jalan. "Tapi, kalau ingin lebih baik, siapkan Rp 5 juta," imbuhnya.

Dari modal yang Anda siapkan, Fauziah menyarankan untuk membagi dalam tiga porsi. Sekitar 40% pertama untuk menyiapkan produk yang didagangkan. Siapkan 20% modal untuk untuk operasional seperti transportasi dan pemasaran. Sisanya untuk dana darurat atau tabungan usaha.

Mari hentikan angan-angan, tengok isi tabungan, dan bukalah toko online sekarang!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini

Terbaru