Inilah cara investasi aman dan untung pada semester II 2020 menurut Infovesta

Kamis, 02 Juli 2020 | 06:57 WIB   Reporter: Intan Nirmala Sari
Inilah cara investasi aman dan untung pada semester II 2020 menurut Infovesta

ILUSTRASI. Karyawan menghitung uang rupiah di Bank Mandiri Syariah, Jakarta, Senin (18/5/2020). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat pada penutupan perdagangan Senin (18/5) sebesar 10 poin atau 0,07 persen ke level Rp Rp14.850 per dolar AS.


PORTOFOLIO - JAKARTA. Prospek instrumen investasi pada sisa tahun 2020 masih dipenuhi ketidakpastian. Mengingat, pandemi virus corona belum berakhir dan sejumlah daerah memperpanjang PSBB/ / pembatasan sosial berskala besar. Bagaimana cara investasi menguntungkan dan aman pada semester kedua 2020 ini?

Berdasarkan data yang Kontan kumpulkan, dalam 6 bulan terakhir investasi emas jadi instrumen yang catatkan kenaikan paling tinggi kenaikan. Untuk emas spot tercatat naik 16,35%, diikuti kenaikan harga emas Antam sebanyak 5,58%, ada juga obligasi korporasi yang tumbuh 4,36% dan obligasi negara 3,55%.  Sementara itu, untuk penurunan cukup dalam terjadi pada IHSG sebanyak 22,13%.

Baca juga: Lowongan kerja di Damri, dibuka hingga 3 Juli 2020

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menjelaskan, naiknya harga emas di awal 2020 didominasi oleh tingginya kekhawatiran pelaku pasar akan kondisi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Alhasil aset investasi tersebut banyak diburu dan mendorong kenaikan harga paling signifikan.

Meskipun begitu, Wawan meyakinkan bahwa prospek obligasi ke depan tidak kalah menarik, terutama didukung tren suku bunga rendah dan inflasi Juni 2020 yang tercatat berada di bawah 2%. Untuk itu, tren obligasi ke depan diyakini masih akan naik dengan peluang suku bunga kembali turun.

"Untuk saham, semua investor akan mencermati penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), jika benar diperpanjang hingga Agustus 2020, maka kinerja keuangan emiten diyakini masih akan turun. Ini jadi katalis penahan saham," kata Wawan kepada Kontan, Rabu (1/7).

Berlanjutnya PSBB, berpotensi untuk pasar merevisi kembali target kinerja emiten dan akan berujung pada penurunan kinerja Bursa Efek Indonesia (BEI). Kondisi tersebut juga berpotensi mengurangi prospek obligasi korporasi, karena akan meningkatkan risiko default atau gagal bayar. Namun untuk prospek obligasi SUN/ SBN masih tetap aman.

Selanjutnya: Komposisi portofolio

Editor: Adi Wikanto

Terbaru