INVESTASI - JAKARTA. Mempunyai rumah atau apartemen pribadi masih menjadi impian utama setiap orang tidak terkecuali para generasi milenial.
Beberapa hari lalu, KONTAN mengumpulkan 10 orang generasi milenial dengan rentang usia 24-29 tahun, untuk bertanya seputar kesiapan mereka untuk memiliki rumah pribadi.
Hasilnya, delapan dari 10 orang generasi milenial mengaku ingin memiliki tempat tinggal pribadi paling lama pada usia 30 tahun. Namun, mereka mengaku sulit membeli properti karena belum mempunyai cukup uang untuk membayar uang muka.
Budi Raharjo, Perencana Keuangan dari OneShildt menengaskan orang-orang kelahiran tahun 1980-2000'an ini cenderung kurang memprioritaskan memiliki properti pribadi karena lebih memilih travelling, gonta-ganti gadget, dan mengedepankan lifestyle.
Membantu mewujudkan impian para generasi Y memiliki rumah atau apartemen pribadi, berikut jurus ampuh segera miliki properti.
1. Jadikan prioritas
Jurus pertama, para generasi milenial menempatkan agenda membeli rumah atau apartemen pada urutan teratas dalam daftar prioritas keinginan.
Budi mengaku cara tersebut dapat membantu kaum milenial untuk mengatur porsi pengeluaran. Sehingga, mereka mulai dapat membatasi pengeluaran yang tidak wajar misalnya gonta-ganti ponsel atau makan bersama teman-teman di restoran.
Financial Trainer sekaligus Founder and Chief Planner ZAP Finance, Prita Hapsari Ghozie mengaku para gerenasi milenial harus membuat tujuan keuangan supaya lebih fokus mengumpulkan modal untuk membeli properti.
2. Sesuai kemampuan
Jurus kedua adalah menetapkan jenis, lokasi dan harga properti yang ingin dimiliki. Prita menambahkan menentukan spesifikasi properti yang ingin dibeli dapat membantu untuk menentukan jumlah uang muka yang harus disediakan.
Budi mengingatkan untuk membeli properti sebaiknya disesuaikan dengan kemampuan. Sehingga, memiliki properti tidak hanya sekedar menjadi angan-angan.
Apartemen atau rumah susun (rusun) menjadi solusi untuk para generasi milenial yang ingin mempunyai properti pribadi. Alasannya, lokasi properti tidak terlalu jauh dari tempat kerja dan mudah diakses dengan transportasi umum atau berjalan kaki. Sehingga, ongkos transportasi dapat disisihkan untuk membayar cicilan.
"Karena karier mereka belum berada di puncak maka rusun lebih cocok untuk milenial karena harganya lebih terjangkau dan lokasinya strategis," katanya pada KONTAN, Selasa (15/4).
3. Di paksa menabung
Jurus ketiga yakni menabung. tidak mudah memang menyisihkan sebagian uang untuk disimpan di tengah-tengah kegemaran generasi milenial nongkrong bareng di kafe, makan-makan di restoran dan travelling.
Prita memberikan solusi dengan cara tabungan paksa lewat fasilitas auto debit. Sehingga, sebagian penghasilan dapat langsung masuk kantong tabungan.
Berapa prosentase penghasilan yang harus disimpan ? Jawabannya adalah, disesuaikan dengan jumlah uang muka yang diperlukan.
"Bila sudah deadline (rentang waktu dekat dengan target usia yang ditetapkan) maka prosentase tabungan bisa di push sampe 50% dari penghasilan khusus untuk yang tinggal dengan orang tua," jelasnya.
Sedangkan, untuk mereka yang sedang kost dapat menabung sekitar 30%-40% dari total penghasilannya.
Selain menabung secara konvensional, generasi milenial juga dapat menginvestasikan sebagian pendapatannya untuk mengumpulkan uang muka pembelian properti.
Prita menjelaskan produk investasi dapat disesuaikan dengan waktu pembelian properti. Misalnya, bila target uang muka terkumpul di atas tiga tahun sebaiknya diinvestasikan dalam bentuk reksa dana campuran dan saham. Tapi, bila di bawah tiga tahun dapat menggunakan reksa dana pasar uang.
Bagaimana, sudah siap merancang kembali pengeluaran bulanan untuk membeli properti impian ?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News