Boleh gadai, kok, meski tak kekurangan duit

Rabu, 16 Desember 2015 | 16:07 WIB   Reporter: Harris Hadinata
Boleh gadai, kok, meski tak kekurangan duit


Sari tersenyum sumringah melihat anaknya bernyanyi dan bertepuk tangan, dengan dikelilingi oleh teman-temannya. Anak Sari saat itu memang tengah menjadi raja sehari. Hari itu, Sari menggelar pesta ulang tahun bagi anaknya, yang kini berusia enam tahun.

Yang menarik, Sari ternyata menggunakan dana hasil menggadaikan emas miliknya untuk membiayai pesta ulang tahun anaknya tersebut. Bukannya keluarga Sari tidak mampu atau tidak memiliki uang untuk keperluan pesta ulang tahun. “Pakai duit hasil gadai supaya alokasi duit bulanan tidak terganggu,” tutur ibu rumah tangga ini.

Dengan memakai uang gadai, Sari bisa menunda pengeluaran dana untuk keperluan biaya pesta ulang tahun anaknya. Hitungan Sari saat itu, ia akan melunasi pinjaman ke pegadaian saat suaminya menerima bonus dari kantornya. “Memang pinjam di pegadaian ada biaya, tapi enggak terlalu besar, jadi enggak apa-apa,” kata dia. Malah, Sari merasa keuangan keluarganya jadi lebih teratur.

Mungkin di antara Anda ada yang pernah, atau bahkan sering, melakukan hal seperti yang dilakukan Sari? Menggadaikan barang memang bisa menjadi salah satu alternatif untuk memenuhi kebutuhan dana keluarga Anda. Bahkan, ada juga yang memanfaatkan gadai untuk memenuhi kebutuhan dana menjalankan usaha.

Tentu saja, menggadaikan barang bila memang ada kebutuhan keuangan yang harus dipenuhi adalah hal yang wajar. Lalu bagaimana bila seseorang menggadaikan barang, padahal mereka sebenarnya masih memiliki dana yang cukup untuk memenuhi suatu kebutuhan keuangan tanpa harus menggadaikan aset miliknya?

Menurut strategi perencanaan keuangan, pada dasarnya seseorang sebaiknya tidak sembarangan menggadaikan barang. “Dalam ilmu perencanaan keuangan, gadai itu sama saja dengan utang,” kata Pandji Harsanto, Konsultan Senior di OneShildt Financial Planning. Artinya, dengan menggadaikan barang atau aset dan memperoleh duit sebagai timbal baliknya, akan timbul kewajiban dalam pengaturan keuangan.

Karena itu, pada prinsipnya, seseorang yang ingin memanfaatkan gadai untuk memenuhi kebutuhan keuangan harus mempertimbangkan aspek-aspek yang sama seperti ketika ia hendak berutang. Salah satu hal yang perlu dipertimbangkan adalah rencana penggunaan dana hasil gadai tersebut. “Pada prinsipnya, jangan menggunakan gadai untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan konsumtif,” tegas Mike Rini Sutikno, Chief Executive Officer Mitra Rencana Edukasi Financial & Business Advisory.

Jadi, menurut para perencana keuangan, sejatinya menggunakan dana pegadaian untuk memenuhi kebutuhan konsumtif seperti merayakan pesta ulang tahun atau memenuhi dana berlibur tidak disarankan.


Manfaat gadai
Meski begitu, gadai bisa dimanfaatkan sebagai salah satu alternatif sumber dana untuk memenuhi rencana keuangan. Jadi, posisi gadai di sini sama seperti bila seseorang mengajukan kredit ke bank, atau menggunakan kartu kredit.

Cuma, perencana keuangan menegaskan orang tersebut harus memperhatikan betul akan dimanfaatkan untuk apa dana yang diperoleh dari gadai tersebut. Nah, ada beberapa kebutuhan dana yang masih bisa dipenuhi dengan menggadaikan aset atau barang.

 

• Kebutuhan darurat
Banyak orang yang memilih menggadaikan barang saat membutuhkan dana untuk kebutuhan yang sebenarnya sudah bisa diprediksi. Misalnya saja, setiap menjelang tahun ajaran baru, banyak orangtua yang menggadaikan barangnya untuk dana pendidikan anaknya. Atau menjelang lebaran, banyak orang yang menggadaikan barangnya untuk biaya pulang kampung serta membeli oleh-oleh, atau untuk memenuhi kebutuhan dana lebaran.

Namun pada dasarnya menggadaikan barang untuk memenuhi kebutuhan yang bisa diprediksi tersebut kurang bijak. Perencana keuangan menyarankan, dana untuk kebutuhan keuangan yang muncul secara rutin seharusnya bisa dialokasikan sejak awal.

Tapi, bila kemudian muncul kebutuhan dana yang tidak dapat diprediksi dan harus segera dipenuhi, maka Anda bisa memanfaatkan gadai untuk menutupi kebutuhan dana tersebut. “Memanfaatkan gadai untuk memenuhi kebutuhan dana yang sifatnya emergency akan efektif,” terang Mike.

Keadaan emergency tersebut antara lain misalnya bila keuangan keluarga sedang sulit lantaran kepala keluarga terkena pemutusan hubungan kerja (PHK). Bila ternyata si kepala keluarga masih belum mendapatkan sumber pendapatan tetap, sementara dana darurat sudah menipis, keluarga tersebut bisa menggadaikan asetnya untuk mendapat tambahan dana darurat.

Tetapi tentu saja, asumsinya si kepala keluarga atau anggota keluarga lainnya bisa mendapatkan pekerjaan baru dalam waktu dekat. “Jadi ketika waktu pelunasan tiba, dia bisa melunasi gadainya,” jelas Pandji.


• Dana untuk bisnis
Dana yang diperoleh dari menggadaikan barang atau aset juga bisa digunakan untuk memperkuat bisnis Anda. “Ini termasuk menggunakan dana gadai untuk kegiatan yang produktif,” kata Mike.

Menambah dana untuk bisnis dengan menggadaikan barang atau aset juga bisa lebih menguntungkan ketimbang mencari tambahan dana dengan berutang. Bila kita mencari dana dengan berutang, otomatis akan muncul kewajiban untuk membayar utang tersebut.

Sementara dengan menggadaikan barang, maka orang tersebut tidak akan memiliki kewajiban ke orang lain. “Karena kalau di gadai, saat orang yang menggadaikan barang tidak bisa melunasi gadainya, maka barang yang digadai akan langsung dilelang,” imbuh Mike.

Selain itu, proses memperoleh dana dari gadai juga lebih mudah dan lebih cepat ketimbang mengajukan permohonan kredit. “Kalau mengajukan gadai, orang tersebut tidak perlu melalui proses BI checking,” kata Pandji. Dengan demikian, gadai bisa jadi pilihan bagi orang-orang yang butuh dana, namun tidak bankable.

Tentu saja, meski digunakan untuk kegiatan produktif, ada rambu-rambu yang sebaiknya diperhatikan saat menggadaikan barang untuk mencari tambahan dana bisnis. Pertama, pastikan pelunasan gadai jangan sampai mengganggu arus kas bisnis Anda.

Kedua, perhatikan juga barang yang digadaikan. Anda bisa memanfaatkan barang atau aset perusahaan yang tidak terpakai. Jadi, operasional perusahaan tidak terganggu.

Ketiga, sebaiknya memanfaatkan gadai baru dilakukan bila bisnis Anda sudah berjalan. “Kalau baru mulai berbisnis dan arus kasnya masih belum stabil, sebaiknya cari pendanaan yang tidak terlalu memberatkan, misalnya berutang ke saudara,” tutur Pandji.

Keempat, sebaiknya jangan berutang untuk jangka panjang. Pasalnya, pegadaian biasanya menghitung biaya gadai per 15 hari. Dengan demikian, biaya utang jangka panjang di pegadai kurang ekonomis bila dibandingkan berutang di bank.


• Sebagai sarana investasi
Anda mungkin familiar dengan istilah gadai emas. Beberapa waktu yang lalu, skema investasi gadai emas, atau ngetop juga dengan sebutan berkebun emas, sempat tenar.

Ini adalah skema investasi yang dilakukan dengan menggadaikan emas Anda. Caranya, Anda membeli emas yang kemudian Anda gadaikan. Duit yang Anda terima dari gadai emas tadi kemudian Anda belikan emas kembali, begitu seterusnya.

Ambil contoh, Anda bisa membeli emas hingga lima kali. Anda kemudian menggunakan emas yang terakhir Anda beli untuk melunasi emas yang digadaikan sebelumnya. Begitu seterusnya hingga Anda bisa melunasi emas yang pertama. Dengan cara begini, Anda bisa memiliki emas dengan modal minimal.

Cuma, investasi ini memiliki risiko. Skema investasi ini baru bisa berjalan bila harga emas terus naik. Sementara bila harga emas turun, keuntungan dari skema investasi ini tidak maksimal. Malah, investor bisa mengalami kerugian.


Perhatikan biaya
Tertarik memanfaatkan gadai untuk memenuhi sebagian kebutuhan keuangan Anda? Jangan buru-buru pergi ke pegadaian. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum menggadaikan barang.

Pertama, hitung baik-baik arus kas keuangan Anda. “Pastikan dia mempunyai kemampuan melunasi gadai tersebut,” cetus Pandji.

Sama seperti mengatur utang, pastikan jumlah pelunasan gadai tidak sampai melebihi dari 30% pendapatan bulanan Anda. Artinya, jika sebelumnya Anda juga sudah memiliki cicilan utang, maka pastikan cicilan utang plus pelunasan gadai tidak melebihi 30% pendapatan bulanan Anda.

Kedua, perhatikan kebutuhan atas barang atau aset yang digadaikan. Sebaiknya jangan menggadaikan barang yang penting bagi kebutuhan Anda sehari-hari. Karena itu, menggadaikan aset seperti perhiasan atau emas lebih direkomendasikan, lantaran bukan barang yang penting untuk kebutuhan sehari-hari.

Ketiga, perhatikan biaya-biaya yang harus Anda bayarkan. Pegadaian juga menetapkan bunga untuk uang gadai yang diterima. Besaran bunga berbeda-beda, tergantung besar uang yang dipinjamkan. Selain itu, besar bunga juga bisa berbeda antarpegadaian. Sebagai contoh, bunga di Perum Pegadaian berkisar antara 1,15%–2,3% per 15 hari. Jadi, cobalah cari perbandingan biaya gadai dari beberapa lembaga gadai.

Keempat, perhatikan juga rekam jejak lembaga gadai tempat Anda menggadaikan barang. Pilihlah lembaga gadai yang punya reputasi baik. Nah, selamat mencoba.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tri Adi

Terbaru