Beda negara, beda cara siapkan dana masa depan

Rabu, 27 April 2016 | 16:05 WIB   Reporter: Sri Sayekti
Beda negara, beda cara siapkan dana masa depan


JAKARTA. Selama Oktober sampai November 2015 lalu, HSBC menggelar survei bertajuk The Power of Protection, Confidence in The Future. Survei ini dilakukan secara global.

Survei diadakan di 12 negara Asia, Timur Tengah, Eropa, Amerika serta melibatkan sebanyak 11.000 responden. Dari jumlah itu, 34% responden menyatakan bahwa mereka merasa baik-baik saja hari ini, tapi 57% bilang mereka akan dalam kondisi yang lebih baik di masa depan, yakni 10 tahun dari sekarang.

Ini adalah optimisme. Meskipun kemudian ada pula yang cemas, bagaimana nasib keluarga atau orang-orang kesayangan, ketika mereka memasuki usia pensiun. Bagaimana jika hal-hal buruk terjadi saat Anda sebagai pencari nafkah tidak bisa lagi bekerja dan mendapat uang?

Dari survei tersebut, ditemukan bahwa tiga dari lima orang berharap negara, perusahaan tempat mereka bekerja, atau keluarga membantu mendukung keuangan, saat mereka tidak bisa bekerja lagi.

Setengah responden mengaku bahwa mereka tidak akan bisa memenuhi kebutuhan jika tiba-tiba kehilangan pekerjaan atau menderita sakit dalam waktu yang lama sampai tidak bisa bekerja.

Hanya dua dari lima orang dalam survei yang mengatakan dengan terus terang, bahwa mereka bertanggungjawab sepenuhnya, atas kondisi keuangan mereka serta kesejahteraan keluarga saat memasuki masa pensiun.

Yang menarik, ternyata latarbelakang negara juga punya andil dalam harapan tersebut. Kebanyakan orang di Amerika bilang akan bertanggungjawab sendiri atas keuangan mereka di masa pensiun.

Sementara orang di China, Uni Emirat Arab, dan Argentina lebih banyak mengandalkan pihak ketiga, seperti negara, perusahaan, atau kerabat, untuk mendukung keuangan mereka nanti saat pensiun. Orang di Inggris Raya, misalnya, berharap negara membayar jaminan kesehatan saat sakit, barangkali karena negara tersebut menerapkan National Health Service.

Di luar itu, banyak orang belum memikirkan jaminan hari tua dan kesehatan. Kebanyakan lantaran takut ongkosnya terlalu mahal dan sebagian merasa cukup memikirkan hidup hari ini saja, tak perlu pusing masa depan.

Bagaimana dengan Anda?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Harris Hadinata

Terbaru