3 Hari terkoreksi, bagaimana prediksi pergerakan IHSG hari ini (23/10)?

Jumat, 23 Oktober 2020 | 06:49 WIB   Reporter: Avanty Nurdiana
3 Hari terkoreksi, bagaimana prediksi pergerakan IHSG hari ini (23/10)?

ILUSTRASI. Kamis (22/10), IHSG kembali turun tipis 0,09% atau 4,63 poin ke level 5.091,82.


PROYEKSI IHSG -  JAKARTA. Setelah terkoreksi beberapa hari, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi menguat Jumat ini (23/10). Kamis (22/10), IHSG kembali turun tipis 0,09% atau 4,63 poin ke level 5.091,82. 

Analis Reliance Sekuritas Lanjar Nafi mengatakan, pergerakan IHSG secara teknikal menguji support fractal di kisaran 5.070 dan potensi rebound diperdagangan selanjutnya. Namun, meskipun indikator stochastic masih bergerak bearish dengan span yang menyempit di area dekat oversold. 

Indikator MACD juga menunjukkan bearish momentum. Sehingga secara teknikal IHSG pada hari ini berpotensi melanjutkan sinyal rebound jangka pendek dengan menguat menguji resistance MA50 sebagai konfirmasi penguatan lanjutan di akhir pekan. 

Lanjar memperkirakan, pergerakan IHSG akan di kisaran support resistance pada range 5.070 - 5.160. Saham-saham yang dapat dicermati secara teknikal diantaranya AALI, GGRM, HMSP, INDF, BBRI, ICBP, KLBF.

IHSG turun tipis 4,63 poin ke level 5.091,82 setelah sempat tertekan cukup dalam di awal sesi perdagangan. Saham-saham di sektor petambangan turun 1,01% dan barang konsumsi turun 0,68%. Sedangkan industri dasar naik 0,96%, menjadi penahan pelemahan IHSG hingga akhir sesi perdagangan. 

Baca Juga: Simak sejumlah sentimen yang akan menyetir IHSG pada perdagangan Jumat (23/10)

BRPT naik 6,78% merespon penurunan harga minyak dunia. INTP naik 2,68% merespon outlook positif dari pembangunan proyek infrastruktur pemerintah di tahun depan. Setelah penjualan semen pada kuartal ke-3 mengalami perbaikan. Investor asing melakukan aksi jual bersih sebesar Rp 262,45 miliar.

Mayoritas indeks saham Asia mayoritas melemah. Indeks ekuitas berjangka AS turun karena investor khawatir tentang penundaan stimulus ekonomi AS. Lanjar menyebutkan, ada dampak lonjakan kasus virus di seluruh Eropa serta spekulasi campur tangan beberapa negara tentang pemilu AS.

Bursa Eropa membuka perdagangan mayoritas melemah lebih dari sepersen. Di seluruh dunia, Lanjar mengatakan, semakin banyak bukti yang menunjukkan pandemi mulai memburuk. Infeksi baru Jerman telah mencapai rekor, sementara Spanyol dan Prancis sekarang menjadi negara pertama di Eropa Barat dengan 1 juta kasus. 

Selanjutnya di akhir pekan ini, investor melanjutkan aksi wait and see nya karena minimnya sentimen dan merespon hasil debat calon presiden AS sebagai indikasi arah kebijakan selanjutnya.

Baca Juga: IHSG turun 0,09% ke 5.091,82, Kamis (22/10), asing lepas TLKM, PTBA, BBCA

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat
Terbaru