KPR - Generasi milenial diperkirakan bakal makin kesulitan membeli produk properti seperti rumah atau apartemen, karena terjadi kesenjangan antara harga properti dan kemampuan finansial generasi milenial.
Di satu sisi harga properti bisa naik hingga 50% dalam tempo 2 tahun. Misal rumah di pinggiran Jabodetabek seharga Rp 600 jutaan pada 2018, lantas naik menjadi Rp 800 jutaan pada 2020.
Sedang di sisi lain, di kalangan milenial seringkali masih belum memikirkan kebutuhan membeli properti sebagai hal utama setelah berpenghasilan. Kebiasaan sehari-hari masih doninan memenuhi kebutuhan konsumtif dan gaya hidup, sehingga dana untuk investasi masih minim atau malah belum ada.
Salah satu situs properti di Indonesia mengungkapkan saat ini baru 30,9% saja generasi milenial yang sudah memiliki rumah untuk tempat tinggal. Sisanya masih dalam proses pencarian (54,7%), hanya melirik-lirik (7,1%) dan ada juga yang mencari rumah untuk keperluan investasi (7.1%).
Padahal usia ideal untuk membeli rumah adalah saat usia produktif yakni yang masih berusia di bawah 30 tahun yakni mereka yang saat ini disebut generasi milenial dan gen Z.
Jika menunda membeli rumah justru malah menambah berat persoalan, karena dana yang dikumpulkan semakin besar.
Baca Juga: Sasar Millenial, Harasuma Land Luncurkan Proyek Hunian Suma Village
Menurut Sherly Sintia CFP, Assistan Consultant di ZAP Finance ada 3 alasan agar tidak menunda membeli rumah yakni:
- Harga rumah akan naik terus
- Usia terus bertambah
- Lahan perumahan semakin sedikit
Gen Z yang saat ini berusia 21 tahun yang sudah berpenghasilan berarti sudah bisa mengambil KPR Bank. Artinya Gen Z secara hukum dianggap sudah cakap bertindak atas nama sendiri: bekerja, berpenghasilam, menabung, berinvestasi dan mengelola utang.
Salah satu kelebihan bagi generasi milenial dan gen Z jika mengajukan KPR adalah pilihan tenor yang diambil bisa lebih panjang. Usia produktif antara 20 tahun hingga 40 tahun dinilai ideal dan tepat untuk segera membeli rumah KPR, karena memiliki kesempatan yang besar untuk diterima oleh bank, asalkan bisa memenuhi berbagai persyaratan lainnya.
Beberapa alasan yang menjadikan generasi milenial susah beli rumah antara lain:
- Kenaikan Gaji Milenial Tidak Sebanding Kenaikan Harga Rumah
- Gaya Hidup Konsumtif
- Mindset Generasi Milenial
- Generasi milenial pekerja kreatif
- Suku bunga KPR
Ada upaya yang bisa dilakukan generasi milenial agar mampu membeli rumah atau apartemen yakni:
- Ukur kemampuan finansial
- Cicilan bulanan maksimal 30% dari penghasilan/pemasukan
- Pelajari dan pahami tentang ketentuan uang muka dan tenor pinjaman
- Pilih suka bunga yang paling ringan tetapi dari bank yang terpercaya
Bagi generasi milenial yang sudah menikah seringkali dihadapkan kegalauan memilih rumah komersial atau rumah subsidi. Maklum rumah subsidi lokasinya terhitung jauh dan spesifikasi bangunan kurang memenuhi kriteria standar, sehingga biasanya juga memerlukan biaya renovasi yang besar.
Rumah komersial tentu harganya di atas rumah subsidi, namun biasanya memiliki akses transportasi yang mudah dan juga berada di komplek yang dilengkapi berbagai fasilitas umum dan fasilitas sosial.
Di sisi lain juga setelah memiliki kendaraan roda dua, dirasa perlu memilki kendaraan roda 4 untuk mengakomodir jika nanti sudah ada anak-anak bisa bepergian bersama-sama.
Bagi pasangan muda yang ingin membeli rumah dan mobil bersamaan, maka rumah subsidi bisa menjadi solusi. Namun pastikan total cicilan bulanan untuk rumah dan mobil maksimal 30% dari penghasilan bulanan. Jika penghasilan bulanan suami dan istri total adalah Rp 16 juta, maka pastikan total cicilan tidak lebih dari Rp 4,8 juta per bulan.
Baca Juga: Atur Cicilan KPR Ringan dengan KPR Bunga Rendah dan Tenor Panjang
Strategi keuangan yang bisa diterapkan bagi pasangan muda yang hendak membeli rumah dan mobil bersamaan sebagai berikut:
Cari mobil sesuai kemampuan saat ini, agar nantinya biaya perawatan, pajak kendaraan setiap tahun tidak memberatkan keuangan keluarga. Bila pembelian mobil akan dilakukan secara kredit, upayakan besar cicilan tidak lebih dari 20% penghasilan bulanan dengan tenor pinjaman maksimal 2 tahun.
Untuk pembelian rumah, tentukan dulu anggaran dan lokasi yang diinginkan. Saat ini bisa fokus kumpulkan uang muka, dengan menyisihkan penghasilan bulanan ke reksadana pasar uang. Pastikan seluruh cicilan yang dimiliki tidak lebih dari 30% penghasilan bulanan.
Bila cicilan mobil memakan 20% penghasilan bulanan, maka berarti cicilan rumah maksimal 10%. Kumpulkan uang muka minimal 20% dari harga rumah (10% untuk uang muka dan 10% untuk biaya lain-lain).
Saat ini kerap dialami generasi milenial yang juga menjadi generasi sandwich, generasi yang membiayai orang tua, diri sendiri dan anak-anak. Bagi genersi sandwich juga tetap harus berupaya agar mampu membeli rumah dengan memperbaiki pengelolaan keuangan seperti:
- Catat pengeluaran dan pemasukan
- Kurangi pengeluaran yang masuk kategori keinginan
- Cari penghasilan tambahan
- Siapkan dana darurat
- Tetap rutin berinvestasi
Setelah mempertimbangkan berbagai faktor yang mempengaruhi harga properti dan kesiapan finansial bagi generasi milenial, tentu perlu memiliki bekal yang cukup yakni dengan terus meningkatkan literasi keuangan.
Usia produktif tentu tak ingin terlewatkan begitu saja tanpa perencanaan keuangan yang tepat dan bijak, agar Anda sebagai milenial menjadi melek finansial agar nanti juga mapan finansial.
Seseorang dapat dikatakan sudah melek secara finansial, dapat dilihat dari 7 tanda berikut:
- Mampu membedakan kebutuhan dan keinginan: Jika mempu membedakan mana kebutuhan dan keinginan. Akan membuat jauh lebih bijak dalam mengelola setiap penghasilan yang diperoleh.
- Punya tabungan /dana darurat dalam jumlah cukup: Punya tabungan cukup bisa menjadi tanda kalau bisa merencanakan dan mengelola uang. Disiplin menabung akan menjadi kebiasaan bagus agar tujuan keuangan tercapai dan masa depan keuangan akan terjamin.
- Dapat berinvestasi: Besarannya disesuaikan dengan kemampuan finansial, idelanya 10%-30% dari penghasilan. Investasi pada instrumen apapun yang sesuai dengan profil risiko. Jadi, dapat ‘mengembangbiakkan’ uang.
- Memiliki proteksi atau perlindungan asuransi: Dengan mempunyai asuransi, kerugian finansial akibat risiko dapat dikover perusahaan asuransi. Aset kekayaan maupun harta benda yang dimiliki tetap aman.
- Selalu mampu membayar cicilan utang: Karena mampu mengatur keuangan dengan baik, apabila mempunyai cicilan dapat membayarnya karena sudah ada alokasi untuk pembayaran utang. Idelanya maks. 30% dari penghasilan setiap bulan untuk membayar kewajiban-kewajiban.
- Anggaran belanja selalu cukup: Patuh dengan rencana yang dibuat, sehingga tidak ada pembelian di luar rencana yang mengakibatkan anggaran belanja membengkak.
- Pengeluaran selalu stabil: Kestabilan ini dapat terwujud karena punya teknik pengontrolan diri yang baik. Sehingga bisa menahan keinginan, mengatakan tidak pada belanja konsumtif atas dorongan diri sendiri maupun dari teman-teman.
Nah, semoga strategi keuangan di atas bisa membantu Anda para generasi milenial semakin melek finansial dan mampu membeli rumah atau apartemen yang sesuai kemampuan finansial masing-masing.
Baca Juga: Yuk Jadi Milenial yang Cerdas Finansial
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News