Lupakan market timing saat investasi reksadana

Selasa, 08 Maret 2016 | 16:32 WIB   Reporter: Harris Hadinata
Lupakan market timing saat investasi reksadana


JAKARTA. Banyak investor yang sebenarnya punya keinginan berinvestasi secara reguler di reksadana. Tetapi, kadang-kadang jadwal investasi rutin tersebut jadi terganggu lantaran saat ingin melakukan top up, ndilalah pasar modal sedang jeblok. Investor lebih memilih menunggu sentimen di pasar modal kembali positif, baru melakukan top up.

Tetapi, cara berinvestasi di reksadana seperti ini sebenarnya kurang tepat, lo. Menurut Ketua Umum Asosiasi Pengelola Reksa Dana Indonesia (APRDI) Denny R. Thaher, investor seharusnya tidak perlu ragu melakukan investasi rutin di reksadana. "Saya kadang sakit kuping mendengar orang bilang buy on weakness atau realize profit di reksadana," kata dia saat ditemui KONTAN, Jumat lalu (4/3).

Denny bilang, investor seharusnya tidak perlu terlalu memusingkan sentimen-sentimen negatif yang sedang mempengaruhi pasar modal. "Kan investor sudah membayar fund manager, biar mereka yang memikirkan strategi mengatasi sentimen negatif itu," cetus Denny.

Selain itu, investasi di reksadana memang lebih baik dilakukan secara rutin, reguler dan disiplin. Sebab, reksadana merupakan instrumen investasi yang didesain untuk memenuhi tujuan keuangan investor di masa depan, bukan instrumen untuk mencari cuan cepat.

Karena itu, investor tidak perlu terlalu memikirikan apakah ekonomi sedang melambat atau tidak, atau pusing karena harga minyak naik atau turun. "Mau harga minyak naik atau turun, mau ekonomi melambat atau tidak, mau politik ribut atau tenang, kebutuhan di masa depan tidak akan berhenti karena itu," tegas Denny, yang juga Presiden Direktur Maybank Asset Management ini. Jadi, investor tidak perlu pusing memikirkan market timing lagi kalau mau menambah investasinya di reksadana.

Yang perlu diperhatikan investor dalam berinvestasi di reksadana adalah bagaimana agar investasi tersebut bisa mewujudkan rencana keuangan di masa mendatang. Karena itu, investor perlu mempertimbangkan profil risikonya dalam memilih reksadana dan berapa lama horizon investasi yang bisa dilakukan.

Dari situ, investor bisa memilih reksadana yang cocok dengan waktu investasi dan tujuan keuangannya. Kemudian investor bisa memilih reksadana yang cocok buat dia. Dalam memilih reksadana, Denny mengingatkan investor perlu memperhatikan kinerja manajer investasi. "Perhatikan kinerjanya konsisten atau tidak," jelas dia. Plus, jangan lupa berinvestasi secara rutin.

Mau mencari informasi soal reksadana yang cocok buat Anda? Silakan simak Edisi Khusus Reksadana KONTAN yang akan terbit Kamis ini (10/3).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Harris Hadinata

Terbaru