Suku bunga rendah, kinerja reksadana pendapatan tetap tumbuh 8,24%

Selasa, 24 November 2020 | 16:25 WIB   Reporter: Danielisa Putriadita
Suku bunga rendah, kinerja reksadana pendapatan tetap tumbuh 8,24%


REKSADANA - JAKARTA. Kebijakan Bank Indonesia (BI) yang kembali pangkas suku bunga acuan atawa BI 7 Day Reverse Repo Rate (BI7-DRRR) sebesar 25 basis poin ke 3,75% sebenarnya menjadi pisau bermata dua bagi kinerja industri reksadana. 

Sejumlah reksadana memang mendapat untung dari kebijakan suku bunga rendah ini. Contohnya reksadana pendapatan tetap. Di mana, harga obligasi bisa menguat bila terjadi penurunan suku bunga. 

Hal tersebut juga tercermin dalam kinerja reksadana pendapatan tetap yang tercermin dalam Infovesta 90 Fixed Income Fund Index yang kini tumbuh 8,24% secara year to date per 20 November. Kinerja reksadana pendapatan tetap ini lebih tinggi dari jenis reksadana lain. 

Di satu sisi, kebijakan BI yang tetap mempertahankan suku bunga rendah ini dapat membatasi pergerakan kinerja reksadana pasar uang. Hal ini dikarenakan imbal hasil yang ditawarkan dari produk investasi seperti deposito jadi lebih rendah. 

Baca Juga: BI pangkas suku bunga, begini prospek kinerja reksadana pendapatan tetap

Meski begitu, reksadana pasar uang masih diminati para investor terlihat dari unit penyertaan reksadana ini naik tertinggi di Oktober. Berdasarkan data Infovesta Utama, unit penyertaan reksadana pasar uang di bulan lalu naik Rp 10,15 miliar. Ini membuktikan investor masih percaya dengan jenis reksadana yang menawarkan risiko paling minim meski dengan imbal hasil yang lebih terbatas. 

Sementara itu, penurunan tingkat suku bunga juga diharapkan dapat mendukung kinerja reksadana berbasis saham. Bila penurunan suku bunga bisa membuat ekonomi segera pulih dan bisnis berjalan lancar, maka hal ini dapat membawa sentimen positif bagi pasar saham terutama sektor perbankan. 

Kinerja positif juga sudah terlihat dari indeks harga saham gabungan (IHSG) selama November yang menguat 8,65% ke level 5.571. 

Dengan beragam stimulus yang secara agresif diberikan pemerintah serta vaksin Covid-19 yang masih dinantikan, maka diharapkan dapat membantu ekonomi untuk segera pulih. Ujungnya bisa mendorong kinerja pasar saham lebih baik lagi.

Penurunan suku bunga ke level terendah baru juga menunjukkan bahwa pemerintah cukup agresif dalam mendukung pemulihan ekonomi Indonesia akibat pandemi. 

Oleh karena itu, investor dapat mempertimbangkan untuk meningkatkan profil risikonya dengan menambah posisi di reksadana saham seiring dengan ekspektasi perbaikan earning perusahaan. Potensi pertumbuhan di pasar saham juga datang dari window dressing yang dilakukan di Desember mendatang. 

 

Selanjutnya: Meski ada pandemi, jumlah investor pasar modal masih meningkat

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari

Terbaru