Saham JPFA bergerak datar, pembeli saham seminggu lalu potensi cuan 6,67%

Jumat, 06 Maret 2020 | 05:50 WIB   Reporter: Arfyana Citra Rahayu, Hasbi Maulana
Saham JPFA bergerak datar, pembeli saham seminggu lalu potensi cuan 6,67%

ILUSTRASI. Truk kontainer membawa produk hasil perikanan Japfa (JPFA) yang akan diekspor dari Banyuwangi, Jawa Timur, Senin (13/1/2020). ANTARA FOTO/Budi Candra Setya/aww.


JPFA - JAKARTA. Kamis (5/3) saham JPFA (Japfa Comfeed Indonesia Tbk) ditutup sama dengan harga sebelumnya. Ketika bursa menutup hari perdagangan, harga penutupan saham JPFA persis di harga Rp 1.520 per saham.

Artinya, kalau kita bandingkan dengan penutupan Rabu (4/3), harga penutupan saham JPFA tak berubah, tetap Rp 1.520 per saham.

Saham JPFA dibuka di atas harga penutupan sehari sebelumnya, tepatnya pada harga Rp 1.530 per saham.

Baca Juga: Melihat prospek saham pilihan investor asing

Mencatatkan harga tertinggi Rp 1.545 dan harga terendah Rp 1.500, saham JPFA ditutup Rp 0 per saham dalam sehari.

Pada saat penutupan, harga bid Rp 1.520 per saham. Di lain sisi, harga offer terendah di Rp 1.525 per saham.

Kalau dihitung sejak 7 hari yang lalu (27 Februari 2020), harga saham JPFA hari ini sudah naik 6,67 % dibanding harga saat itu (Rp 1.425).

Begitu pula, jika kita hitung sejak 30 hari yang lalu (5 Februari 2020), harga saham emiten ini sudah naik 1,67%, dari semula (Rp 1.495).

Adapun sejak setahun lalu (05 Maret 2019) harga saham JPFA masih minus 30.59% dari harga saat itu (Rp 2.190).

Baca Juga: Pendapatan Japfa Comfeed (JPFA) belum mampu mengerek labanya di 2019

Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat total nilai transaksi saham JPFA mencapai Rp 9,50 miliar, sedangkan volume saham yang ditransaksikan mencapai 62.493 lot.

Dengan earning per share (EPS) alias laba bersih per saham Rp 151, maka price to earning ratio (PER) saham ini 10,07 kali. Adapun price to book value-nya (PBV) 1,65 kali.

PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) mencatatkan kenaikan pendapatan 8% year on year (yoy), dari Rp 34,01 triliun di 2018 menjadi Rp 36,74 triliun di tahun lalu.

Meski demikian, pendapatan bersih yang tumbuh belum mampu menaikkan laba bersihnya. 

Pabrik Japfa

Melansir laporan keuangan JPFA di 2019, pendapatan emiten poultry ini paling besar dari segmen peternakan komersial dan pengolahan hasil peternakan sebesar Rp 14,96 triliun. Kemudian disusul segmen pakan ternak sebesar Rp 13,53 triliun.

Baca Juga: Mayoritas menghijau, cermati saham-saham LQ45 yang tiga hari beruntun naik

Meski pendapatannya tumbuh, beban pokok penjualan masih menekan laba Japfa di tahun lalu. beban pokok penjualannya tumbuh 10,4% yoy menjadi Rp 29,61 triliun. Beban bahan baku meningkat 10% yoy atau sebesar Rp 26,04 triliun. 

Selain beban bahan baku yang bertambah, beban tenaga kerja langsung dan biaya pabrikasi masing-masing tumbuh 15% menjadi Rp 1,58 triliun dan 7,7% menjadi Rp 2,03 triliun.

Alhasil, laba yang dapat diatribusikan ke entitas induk menyusut 18,5% yoy menjadi Rp 1,76  triliun dari sebelumnya Rp 2,16 triliun di 2018. 

Sepanjang tahun lalu, JPFA membukukan total aset sebesar Rp 25,18 triliun. Di sisi lain jumlah liabilitasnya sebesar Rp 13,76 triliun dan ekuitasnya Rp 11,44 triliun.

Baca Juga: Saham produsen Fiesta dan Indomie terangkat di awal perdagangan hari ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hasbi Maulana

Terbaru