​Indonesia resmi resesi, ini 5 hal yang harus dilakukan saat resesi

Kamis, 05 November 2020 | 14:40 WIB   Penulis: Virdita Ratriani
​Indonesia resmi resesi, ini 5 hal yang harus dilakukan saat resesi

ILUSTRASI. Mata uang Euro.


RESESI EKONOMI - Indonesia resmi resesi lantaran pertumbuhan ekonomi di kuartal III-2020 masih mengalami kontraksi. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan ekonomi periode Juli hingga September 2020 minus 3,49% yoy.

“Sehingga secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi Indonesia dari kuartal I-2020, kuartal II-2020, dan kuartal III-2020 mengalami kontraksi sebesar minus 2,03% yoy,” ujar kepala BPS Suhariyanto seperti dikutip Kontan.co.id, Kamis (5/11). 

Menilik ke belakang, perekonomian Indonesia pada kuartal II-2020 tercatat minus 5,32% yoy. Perekonomian pada kuartal tersebut tertekan akibat pandemi Covid-19.

Dengan demikian, merujuk ke definisi resesi yang berarti penurunan Produk Domestik Bruto (PDB) selama dua kuartal berturut-turut, Indonesia resmi resesi. Lantas, apa yang harus dilakukan saat terjadi resesi?

Baca Juga: Indonesia resesi ekonomi, inilah cara hemat pengeluaran

5 hal yang harus dilakukan saat resesi

Yang harus dilakukan saat resesi

Dirangkum dari Bankrate.com, berikut 5 hal yang harus dilakukan saat resesi:

1. Tingkatkan tabungan dan dana darurat

Kehilangan pekerjaan saat resesi ekonomi bisa saja terjadi dan dapat mempersulit masyarakat untuk membayar pengeluaran sehari-hari. Mempersiapkan dana darurat pun memungkinkan Anda bisa tetap membeli kebutuhan Anda saat mencari posisi baru.

Selain itu, prioritaskan menabung. Pertama-tama, fokuslah untuk mengisi dana darurat Anda dengan biaya hidup satu bulan. Setelah itu, lunasi utang Anda, dan kemudian fokus untuk membangun cadangan dana selama tiga hingga enam bulan. 

2. Kurangi dan tekan pengeluaran

Menekan dan mengurangi pengeluaran merupakan salah satu hal yang harus dilakukan saat resesi. Anda harus memeriksa pengeluaran bulanan dan mengidentifikasi apa saja keperluan yang tidak terlalu dibutuhkan atau mendesak. 

Dengan kata lain, utamakan kebutuhan primer dan ke sampingkan dulu kebutuhan sekunder apalagi tersier. 

Baca Juga: Rupiah melesat 1,17% ke Rp 14.395 per dolar AS pada satu jam sebelum penutupan

Editor: Virdita Ratriani

Terbaru