Generasi millenial wajib memupuk dana darurat sejak dini

Minggu, 11 Agustus 2019 | 04:48 WIB   Reporter: Tri Sulistiowati
Generasi millenial wajib memupuk dana darurat sejak dini

ILUSTRASI.


ANGGARAN - JAKARTA. Generasi millenial wajib mulai memupuk dana cadangan untuk menjaga kondisi keuangannya tetap sehat. Sehingga, Anda tidak perlu berutang saat muncul pengeluaran yang tidak terduga.

Budi Rudianto, Financial Planner OneShildt menjelaskan dana darurat berfungsi untuk mengantisipasi pengeluaran yang bersifat mendadak.

Misalnya, dana darurat dapat digunakan untuk membayar tagihan rumah sakit yang tidak tercover asuransi.  

Sehingga, arus keuangan Anda tetap aman meskipun ada pengeluaran yang tidak terduga.

"Dana darurat merupakan pondasi dasar keuangan seseorang, jadi harus dikuatkan," kata Budi.    

Widya Yuliarti, Financial Planner Finansialku.com menyarakan Anda mulai menyiapkan dana darurat saat menjadi mahasiswa tingkat akhir.

Karena saat itu Anda mempunyai banyak kebutuhan yang harus dipenuhi dalam waktu cepat. Misalnya, Anda harus segera membeli laptop baru karena laptop lama mendadak rusak.

Widya mengatakan bila Anda dapat menyisihkan 10%-20% dari uang jajan untuk dana darurat.

Baca Juga: Gaji Rp 8 juta per bulan, ini saran perencana keuangan untuk mengolahnya

Namun, Anda juga boleh bila tidak mempunyai dana darurat. Dengan catatan, kedua orang tua mampu memenuhi 100% kebutuhan hidup Anda selama menjadi mahasiswa.

Saat sudah mendapatkan pekerjaan, Anda wajib memiliki dana darurat. Agar cash flow Anda tetap aman saat terjadi sesuatu yang tidak terduga.

Budi mengatakan seorang pekerja wajib mempunyai dana darurat sebesar tiga sampai enam kali dari total pengeluaran per bulan.

Untuk mulai mengumpulkan dana darurat, pertama Anda harus menghitung total pengeluaran per bulan. Setelah itu, Anda kali enam kali total pengeluaran tersebut. Hasilnya merupakan jumlah dana yang harus Anda kumpulkan.

Contohnya,

Total pengeluaran per bulan Rp 3,5 juta

Total pengeluaran x 6 bulan = Jumlah dana darurat

Rp 3,5 juta x 6 = Rp 21 juta.

Widya menyarankan Anda fokus mengumpulkan dana darurat selama satu sampai dua tahun. Sehingga, Anda dapat mulai berinvestasi atau membeli kendaraan setelah dana darurat terkumpul.

Budi memberikan opsi lainnya yakni Anda dapat menyisihkan setengah dari gaji Anda untuk mengumpulkan dana darurat. Sehingga, dalam tiga sampai enam bulan Anda sudah mempunyai dana darurat.

Kedua, Anda dapat mengumpulkan dana darurat menggunakan tabungan reguler. Sehingga, dana dapat diambil kapan saja saat Anda butuhkan.

Anda juga dapat menginvestasikan dana darurat. "Anda dapat tempatkan dana darurat di reksa dana pasar uang, deposito, atau emas," kata Widya.

Menurutnya menginvestasikan dana darurat dapat menghindarkan Anda dari ancaman kerugian akibat inflasi. Namun, kelemahannya Anda membutuhkan waktu bila ingin menarik dana tersebut.

 

 

   

 

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tri Sulistiowati

Terbaru