Tiga jurus Soeratman meraup cuan dari saham

Rabu, 08 Oktober 2014 | 13:26 WIB   Reporter: Agung Jatmiko
Tiga jurus Soeratman meraup cuan dari saham

ILUSTRASI. Harga Emas di Pegadaian, Siang Ini Selasa 25 April 2023. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/rwa.


Sebagai investor kawakan, nama Soeratman Doerachman sudah beken di kalangan investor dan trader pasar modal domestik. Malang melintang sejak tahun 1990-an, Soeratman tidak sekadar mengandalkan bekal uang dan nyali.  

Ibarat maju perang, ia percaya diri karena mempunyai jurus ampuh, yakni ilmu investasi, kedisiplinan, dan pengendalian diri. Ketiga hal inilah yang mengantarkannya menjadi investor sukses. “Sukses di pasar saham bukan soal banyak tidaknya saingan, tetapi seberapa terdidiknya seorang investor atau trader saat ia terjun,” tutur Presiden Direktur PT Indonesia Air Asia XTra ini.

Sayang, yang ia saksikan, kebanyakan investor ataupun trader hanya bermodal nyali besar saat terjun ke pasar modal. Mereka kurang membekali diri dengan ilmu pengetahuan dan wawasan tentang instrumen investasi yang mereka jadikan tempat membiakkan uang. Baru kemudian, setelah terseok atau bahkan terjatuh, mereka menyempatkan diri untuk belajar.

Berdasarkan pengalaman panjang Soeratman, ilmu investasi saja tidak cukup untuk bisa sukses sebagai trader maupun investor. Seorang trader dan investor juga harus disiplin dan bisa mengendalikan diri. Misalnya, disiplin dalam memilih saham yang berfundamental bagus dan mengendalikan godaan serakah.

Oleh karena itu, Soeratman, yang aktif menularkan ilmunya lewat Junior Trader, selalu menekankan tiga jurus andalannya tadi dalam setiap kesempatan. "Ketiga kata ini ibarat senjata utama yang harus dimiliki investor dan trader saat memutuskan untuk fokus di pasar saham," ujar dia.

Investor omnivora

Lantas, apakah Soeratman tidak pernah merugi? Tentu saja, rugi merupakan bagian yang lumrah di pasar saham. Namun, berbekal ketiga senjata tadi, pria yang kini berusia 70 tahun ini membanggakan dirinya tidak pernah merugi terlalu besar.

Pasalnya, ketika mencium tanda-tanda pasar akan berbalik arah dari kondisi bullish, ia akan segera menerapkan exit strategy.

Dalam perjalanannya sebagai investor, Soeratman mengaku pernah menjajal segala jenis instrumen investasi, mulai dari yang low risk seperti instrumen pasar uang hingga yang high risk seperti saham. Karena itu, ia menyebut dirinya sebagai investor omnivora, mengacu pada binatang pemakan segala. Ia pun memutar uangnya di investasi yang relatif aman, yakni reksadana.

Soal strategi, Soeratman mengaku menerapkan ilmu analisis saham yang ia pelajari, baik analisis fundamental maupun analisis teknikal. Analisis fundamental, ia terapkan untuk investasi jangka panjang.

Ia hanya membeli saham-saham perusahaan yang memperlihatkan kondisi fundamental bagus untuk jangka panjang. Adapun, analis teknilal ia terapkan saat ini melakukan trading, yakni memburu saham-saham jagoan yang bisa mendatangkan cuan legit dalam jangka pendek.

Sebagai trader, ia terkadang juga memakai analisis fundamental. Ia tidak asal menerkam saham-saham yang, kata orang, bagus. Di sinilah letak pengendalian diri seorang Soeratman. Dengan tetap disiplin melakukan telaah per saham, ia terhindar dari jebakan saham gorengan, seperti BUMI. Ia pun konsisten dengan porsi alokasi dana, 95% untuk investasi dan 5% untuk trading.

Anda ingin mengikuti jejak Soeratman?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Edy Can

Terbaru