Pensiun dini, tak cuma soal berani

Selasa, 22 Agustus 2017 | 10:00 WIB   Reporter: Marantina
Pensiun dini, tak cuma soal berani


Apapun alasannya, sama seperti tujuan keuangan lainnya, pensiun dini pun harus dipersiapkan dengan matang.

Jangan sampai menyesal tidak bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari ketika sudah tak mendapat penghasilan rutin lagi.

Meski Pensiun, Kudu Melunasi utang

Menurut Prita H. Ghozie, Perencana Keuangan Zap Finance, tidak ada usia yang ideal untuk pensiun dini. Selama anggaran untuk kebutuhan hidup bisa terpenuhi, patokan usia ideal untuk pensiun dini menjadi tidak relevan lagi.

Tapi, berdasarkan pengamatan Prita, rata-rata usia pensiun dini ialah 45 tahun. “Alasan utama sebenarnya karena terpaksa terkait keputusan perusahaan,” kata dia.

Umumnya aturan main tentang dana pensiun menetapkan usia 45 tahun sebagai masa seseorang sebagai karyawan bisa memulai pensiun dini.

Di periode inilah sangat penting menghitung kebutuhan biaya hidup selama masa pensiun, sekaligus aset yang telah dimiliki.

Menurut Prita, ada empat pertanyaan yang harus dijawab lebih dulu sebelum memutuskan pensiun dini.

Pertama, apa kegiatan setelah pensiun?

Kedua, berapa jumlah kewajiban yang masih harus dibayar?

Ketiga, berapa jumlah tanggungan yang masih usia sekolah?

Keempat, berapa biaya hidup sampai masa perkiraan hidup?

Beragam pilihan menanti seseorang di masa pensiun. Anda bisa menikmati hidup dengan hanya mengelola keuangan, atau berbisnis agar tetap mendapatkan penghasilan.

Tapi, beberapa orang tetap bekerja, baik bekerja sebagai karyawan tetap atau paruh waktu, setelah menerima tawaran pensiun dini dari perusahaan.

Di antara pilihan itu, menurut Prita, pengelolaan keuangan yang sudah ada, lebih tepat dipilih lantaran tidak semua karyawan mampu memiliki usaha.

Bahkan enggak semua orang bisa mengubah perilaku atau mindset dari karyawan menjadi pengusaha. Tapi, “Jika masih bisa produktif, jadi pengusaha lebih baik,” imbuh dia.

Apa pun pilihannya, semua orang harus mampu mengelola keuangan dengan investasi.

Ada sejumlah tahapan dalam mengelola keuangan sebelum memutuskan pensiun dini, yakni: evaluasi aset dan kewajiban, prioritas pengeluaran berdasarkan situasi rumahtangga, menghitung kebutuhan biaya hidup, serta menentukan alokasi aset investasi.

Yang harus dicamkan, ada satu prinsip yang tak boleh dilanggar begitu memasuki pensiun, yakni melunasi utang.

“Haram ketika pensiun tapi masih punya cicilan. Kalau mau pensiun dini, pastikan tak ada utang,” tegas Pandji Harsanto, perencana keuangan independen.

Ketika mengambil tawaran  pendi dari kantor, biasanya ada paket pensiun dini yang diberikan perusahaan, dikenal juga dengan golden shakehand. Nilainya bervariasi, tergantung lama bekerja, jabatan terakhir, dan kebijakan dari perusahaan.

Editor: S.S. Kurniawan

Terbaru