Menjaga dana darurat tetap penuh

Senin, 20 Februari 2017 | 11:00 WIB   Reporter: Dadan M. Ramdan, Dian Sari Pertiwi
Menjaga dana darurat tetap penuh


Dana darurat ibarat kantong minum saat perjalanan di tengah padang pasir. Dana ini akan sangat bermanfaat pada saat tak ada lagi sumber mata air mengalir.

Dana darurat ini bisa digunakan pada saat genting atau sangat dibutuhkan. Yakni, pada saat ada kebutuhan mendadak namun belum dialokasikan dalam daftar belanja bulanan maupun tahunan, alias tidak ada dalam perencanaan keuangan.

Tapi, saat menggunakan dana darurat ini, Anda harus segera mengisi ulang agar tidak kosong. Tujuannya, agar fungsi sebagai dana darurat ini tetap terjaga dan siaga.

Karena sifatnya darurat ada baiknya Anda menjaga agar penggunaan dana darurat ini jangan sampai kosong melompong. Perencana Keuangan Pandji Harsanto menyarankan agar dana darurat ini minimal sebesar 50% dari kondisi ideal yang ada.

Misalnya, penempatan dana darurat di logam mulia maupun perhiasan emas. Cara ini sejatinya telah digunakan oleh sebagian orang tua kita di masa lalu, maupun petani di pedesaan untuk menghadapi kondisi darurat.

Contoh, saat terjadi kecelakaan terhadap anggota keluarga, sehingga butuh dana pengobatan. Atau, saat terjadi puso akibat banjir, kekeringan maupun serangan hama masif sehingga sawah ladang tidak ada hasil panen.

Pada saat seperti itu biasanya petani membutuhkan dana darurat agar bisa menggarap sawah ladang mereka lagi. Namun, mereka tidak perlu langsung menjual logam mulia atau perhiasan emas itu. 

Tapi. bisa menggunakan cara lain seperti menggadaikan untuk mencukupi kebutuhan dana menggarap sawah dan ladangnya. Mereka akan kembali menebus emas dan perhiasan itu saat masa panen.

Nah setelah kondisi darurat ini terlewati, Anda pun harus segera mencari dana untuk menebus logam mulia ataupun perhiasan tersebut dari pegadaian agar tetap ready saat diperlukan.

Agar menjaga kantong dana darurat ini tetap utuh, ada baiknya jika ada dana berlebih, Anda tak hanya menggunakan patokan dana darurat seperti yang disarankan perencana keuangan. Anda bisa memupuk dana darurat ini dalam instrumen investasi yang bersifat likuid.

Misalnya, tabungan, deposito, logam mulia. Bahkan di masa sekarang pun saham juga bisa menjadi objek gadai jika memerlukan dana darurat.

Saking harus disiplinnya menjaga agar dana darurat tetap ready, Perencana Keuangan Prita Hapsari Ghozie menyarankan agar menganggap dana ini sebagai kewajiban alias utang yang wajib dibayar. Dengan cara ini Anda akan terbiasa untuk mengalokasikan dana darurat dan menjaga kantong dana darurat ini tetap terisi penuh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: S.S. Kurniawan

Terbaru