Mempersiapkan studi ke Singapura

Selasa, 26 Januari 2016 | 21:02 WIB   Reporter: Sri Sayekti
Mempersiapkan studi ke Singapura


Anda atau anak Anda ingin melanjutkan studi ke luar negeri namun tak ingin terlalu jauh dari keluarga di tanah air? Singapura adalah jawabannya. Selain pertimbangan lokasi yang dekat, konon masa studi yang bisa ditempuh lebih cepat, juga menjadi daya tarik untuk memilih Singapura.

Selain itu, ada banyak pilihan kampus swasta yang ijazahnya diakui oleh universitas dari Amerika, Australia, dan Inggris. Pasalnya, pemerintah Singapura memiliki aturan bahwa universitas swasta tidak boleh memberikan gelar dari Singapura. Jadi, universitas swasta yang membuka kampus di Singapura memberikan gelar yang sesuai asal univeritas tersebut.

Tentu saja, cara yang ditempuh seperti ini bisa menghemat biaya studi. Bandingkan saja, kalau Anda belajar atau mengirim anak belajar ke universitas swasta tersebut di negara asalnya sana, bisa di benua Eropa atau Amerika.  Misalnya, mereka punya kerjasama dengan Chicago Business School dan Technische Universität München.

Nah, apa saja yang perlu Anda ketahui jika hendak studi ke Singapura?

Pertama, tentunya pilihan universitas yang hendak Anda tuju. Seperti diketahui ada kampus negeri di Singapura yaitu National University of Singapore yang banyak peminatnya. Selain itu, ada pula Nanyang Technology University (NTU) yang tidak kalah populer. Kedua kampus ini berada di peringkat tiga besar universitas di Asia Tenggara. Kampus lain yang juga punya nama serta menjadi favorit adalah Singapore Management University.

Karena predikatnya ini, hak heran jika seleksi masuk universitas tadi sangat ketat. “Setiap tahun, NTS dan NUS mengadakan tes masuk di Indonesia, tetapi peserta tes sudah diseleksi sebelumnya, yaitu dari sekolah-sekolah terbaik di Indonesia yang sudah mereka pilih,” ujar Ina Liem, CEO Jurusanku.com.

Jadi, kalau ingin kuliah di sana, Anda lebih dulu harus memilih sekolah lanjutan yang masuk radar mereka untuk anak-anak. Nah, lulus dari kampus itu juga tidak main-main, lebih lagi para penerima beasiswa. Maka, Ina berpesan agar membaca dengan teliti saat hendak menandatangani kontrak beasiswa. “Ada ikatan kerja di sana setelah lulus studi, jika tidak bersedia harus mengembalikan sejumlah uang,” jelas Ina.

Pilihan lainnya, tentu saja,  adalah universitas swasta. Beberapa perguruan tinggi swasta di Singapura, antara lain, Curtin University Singapore, Raffles Design Institute & Commerce Singapore, Kaplan Higher Education Academy, Shelton College International, ERC Institute, EVO Home Student Accommodation, East Asia Institute of Management.

Biaya tempat tinggal yang mahal

Setelah mengetahui seluk beluk sekolah dan jurusan, bagaimana dengan akomodasi di negeri singa? Hingga saat ini biaya tempat tinggal di Singapura lebih tinggi dibanding biaya hidup dan biaya kuliah.

Hal ini dirasakan oleh Victoria Kristina Ananingsih, alumnus program S3 Food Science & Technology di National University of Singapore (NUS). “Biaya tempat tinggal tahun 2013 itu Sin$ 550 per bulan dan kurs Sin$ saat itu Rp 9.000, jadi sekitar Rp 5 juta per bulan. Itu hampir sama dengan di Eropa,” jelas wanita yang biasa dipanggil Tina ini.

Biar pun harganya mahal, tempat tinggal itu tidak luas. Sejauh pengamatan Tina hampir semua tempat tinggal berukuran kecil. “Ukuran kamar hanya 2,5 x 2 m, tetapi ada ruang tamu dan dapur kecil per apartemen yang terdiri dari empat kamar,” jelas Tina.

Karena pertimbangan harga, Tina memilih tinggal di asrama yang berada di area kampus untuk memudahkan berkegiatan. Maklum saja, ada bus kampus yang berkeliling di area kampus.

Gedung asrama di NUS dipisahkan antara untuk mahasiswa jenjang S1, S2 dan S3. Selain itu, tinggal di asrama area kampus membuat Tina tak pernah bosan. “Kampus itu sudah seperti rumah kedua, ada fasilitas renang, yoga dan juga bisa nonton aneka pementasan budaya, semuanya gratis,” lanjut Tina lagi.

Menurut Ayudhiarini Hapsari, Business Development Manager Edlink+ConneX, saat ini biaya studi di Singapura berkisar Sin$ 10.000 hingga Sin$ 28.000.

Sedangkan biaya hidup di sana selama masa studi, berkisar dari Sin$ 18.000 hingga Sin$ 24.000. Nah, biaya tempat tinggal di Singapura saat ini memang tergolong tinggi, yakni sekitar Sin$ 200 per minggu. Sebaliknya, biaya hidup seperti biaya makan dan transportasi, menurut Tina, masih terhitung murah kalau dibandingkan dengan negara lain. “Harga menu makan siang Sin$ 2,5 kalau di kampus,” lanjut Tina.

Selain Tina, ada pula Suryanto Kurniawan, alumnus program S2 Engineering di National University of Singapore yang memilih studi di Singapura lantaran alasan yang sama. Menurut dia, masa studi bisa ditempuh lebih cepat dan biaya kuliah yang lebih terjangkau, daripada mengambil gelar di kampus negara lain.

Hanya dalam waktu dua tahun, Suryanto bisa menyelesaikan studi S2. Sejak lulus S1 hingga sekarang Suryanto bekerja dan menetap di Singapura.

Sedangkan bagi Tina, alasan lain memilih Singapura untuk menempuh program doktoral adalah sistem pendidikan berstandard internasional dan kualitas pengajar yang dianggap sangat kompeten di bidangnya. “Saya sudah kenal dengan dosen pembimbing sebelumnya, saat seminar di Jakarta,” ujar Tina.

Lebih lagi, kampus Tina, yakni NUS termasuk dalam tiga besar universitas di Asia. Di sana, jumlah mahasiswa dan pelajar dari Indonesia juga relatif banyak. “Di Singapura itu, mahasiswa Indonesia dikenal rajin,” imbuh Tin.

Nah, ada kiat supaya dapat memperoleh fasilitas pendidikan yang optimal di perguruan tinggi swasta Singapura. Ina Liem menyarankan agar Anda atau anak Anda memilih program studi yang tidak memerlukan dukungan laboratorium dan peralatan serupa lain. “Program studi seperti bisnis, keuangan, atau desain bisa menjadi pilihan,” jelas Ina Liem. Jurusan bisnis, keuangan, dan manajemen adalah jurusan favorit di negeri singa ini. Maklum saja, Singapura juga terkenal sebagai salah satu pusat keuangan Asia.

Sebaliknya, jika memilih program seperti kedokteran prasarana dan fasilitas kuliah, sudah pasti, tak selengkap universitas yang menjalin kerjasama dengan pihak Singapura.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: A.Herry Prasetyo

Terbaru