Memanfaatkan kredit saat usaha terjepit

Jumat, 14 Agustus 2015 | 10:00 WIB   Reporter: Melati Amaya Dori
Memanfaatkan kredit saat usaha terjepit


Utang memang kerap berkonotasi negatif. Tetapi, kalau Anda berbisnis, utang justru bisa menjadi sahabat dan penolong. Bahkan banyak pelaku bisnis menyebut jangan takut berutang. Mungkin Anda juga sudah sering mendengar kisah sukses pebisnis mengembangkan usahanya setelah mendapat utang alias kredit.

Saran ini sebetulnya juga berlaku bagi usaha kecil dan mikro. Kini masih banyak pelaku usaha mikro dan kecil yang ogah berurusan dengan kredit, terutama bila berasal dari lembaga keuangan. Memang, utang bisa jadi penghambat pertumbuhan usaha kecil dan mikro bila pengelolaannya salah. Tetapi, bila dimanfaatkan dengan baik, kredit bisa menjadi pemicu pertumbuhan.

Apalagi kini sudah banyak institusi yang siap mengucurkan kredit bagi pelaku usaha mikro dan kecil. Selain dari perbankan, pengusaha skala mikro dan kecil bisa memperoleh kredit dari lembaga keuangan mikro, modal ventura, sampai koperasi.

Produk kredit yang tersedia juga sangat beragam. Mulai dari kredit modal kerja atau kredit usaha rakyat hingga kredit yang didesain khusus untuk usaha tertentu, seperti kredit waralaba. Jadi celah untuk memperoleh kredit usaha bagi pengusaha kecil dan mikro saat ini sangat banyak.

Apalagi, saat ini, pemerintah juga mendorong perbankan dan lembaga keuangan lain memperbesar penyaluran kredit usaha untuk pengusaha kecil dan mikro. Dengan begitu, pengusaha kecil dan mikro bisa berkesempatan berkembang.

Meski kesempatan dan akses pengusaha kecil dan mikro memperoleh kredit semakin terbuka, pengusaha kecil dan mikro harus tetap hati-hati bila hendak mendapatkan kredit. Kalau tidak cermat, pengusaha malah bisa terjebak pada skema kredit yang sebenarnya justru memberatkan usahanya.

Perencana keuangan dan konsultan usaha sepakat pelaku usaha mikro dan kecil harus memperhatikan saat yang tepat untuk mengajukan kredit. Belum tentu saat si pengusaha mau ekspansi dia butuh kredit. Kalau setiap kali ekspansi si pengusaha mengajukan kredit, bisa jadi hal ini malah menambah beban keuangan usahanya.


• Cari dana lunak

Pengusaha kecil dan mikro juga tidak harus selalu mengandalkan kredit dari bank atau lembaga keuangan lain saat membutuhkan dana. Terutama jika usaha Anda baru berjalan. Pada masa awal merintis usaha, ada baiknya Anda mencari bantuan dana dari teman atau keluarga. Dengan cara begini, lantaran pinjaman yang diperoleh berupa pinjaman lunak, arus kas usaha bisa lebih terjaga.

Alternatif lainnya, Anda juga bisa mencari investor yang mempunyai visi yang sama dengan Anda. Pengembalian pinjaman ke investor bisa dilakukan dengan cara pembagian keuntungan bulanan. Besar pembagian keuntungan sesuai kesepakatan bersama, tapi kalau bisa seringan mungkin agar tidak mengganggu kelangsungan usaha, kata Fauziah Arsiyanti, Perencana Keuangan Fahima Advisory. Dengan cara ini, target pengembalian utang juga bisa lebih jelas.

Cara lainnya, Anda juga bisa menjadikan investor sebagai salah satu pemegang saham. Dengan cara ini maka investor juga akan menjadi penguasa aset usaha Anda. Si investor juga akan memperoleh dividen dari laba. Tapi Anda tidak perlu lagi mengembalikan pokok pinjaman. Kalau dia juga turun bekerja, maka bisa mendapat gaji sebagai profesional, sebut Henky Eko Sriyantono, konsultan usaha.

Anda bisa pergi mencari kredit ke bank atau lembaga keuangan lainnya apabila memang benar-benar membutuhkan dana eksternal untuk berkembang, atau saat usaha Anda sudah berjalan baik dan memiliki arus kas yang stabil.

Idealnya, seorang pengusaha kecil dan mikro bisa mulai mencari kredit ke institusi keuangan bila usahanya sudah berjalan setahun. Ini tentu dengan asumsi usahanya berjalan baik. Biasanya, dalam periode enam bulan pertama setelah berdiri, pemilik usaha sudah bisa meraba apakah usahanya bakal prospektif atau tidak. Bila tidak berjalan sesuai harapan, maka pemilik usaha punya waktu sekitar setengah tahun lagi untuk memperbaiki kinerja usaha.

Nah, kalau Anda mempertimbangkan mencari pendanaan lewat kredit institusi keuangan, ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan.


• Potensi bisnis untuk berkembang

Apa alasan Anda mengajukan permohonan kredit? Idealnya, pengusaha kecil dan mikro mengajukan kredit bila butuh dana untuk ekspansi usaha. Misalnya untuk menambah kapasitas produksi atau membuka cabang baru demi memperluas pangsa pasar. Jika memang belum benar-benar membutuhkan kredit, sebaiknya hindari upaya mencari utangan, apalagi sampai berburu ke sana ke mari.

Sebelum mengajukan kredit, silakan membuat hitung-hitungan berapa kebutuhan dana yang dibutuhkan untuk ekspansi. Buat juga rencana alokasi penggunaan dana kredit. Anda juga harus mempunyai hitungan seberapa besar potensi pendapatan dan keuntungan yang bisa diperoleh dari rencana ekspansi tersebut.

Agar arus kas usaha tidak terganggu, pastikan dulu rencana ekspansi tersebut bisa memberikan keuntungan bagi usaha Anda dalam waktu minimal satu tahun. Dengan demikian, setahun ke depan, pendapatan usaha Anda akan meningkat dan arus kas usaha Anda juga bisa lebih longgar. Anda pun tidak akan kesulitan membayar cicilan kredit.

Henky Eko menyarankan, usaha kecil dan mikro sebaiknya mengajukan kredit bila memang rencana ekspansi tersebut sudah jelas. Misalnya membeli mesin untuk memenuhi order yang sudah deal. Jadi utang tersebut digunakan untuk proyek yang sudah jelas, kata Cak Eko, panggilan akrab Henky Eko.


• Kemampuan mencicil utang

Pemilik usaha sebaiknya juga berhati-hati dalam menghitung besar dana yang dibutuhkan. Memang, tidak ada patokan baku seberapa besar sebaiknya kredit yang diajukan. Yang jelas, kredit tersebut sebaiknya bisa memenuhi kebutuhan ekspansi usaha.

Tapi, sebelum memutuskan mengajukan kredit, pemilik usaha idealnya harus membuat rencana anggaran terlebih dulu. Jadi kita tahu seberapa besar kemampuan usaha kita berutang, kata Aakar Abyasa Fidzuno, CEO dan Founder Janus Financial.

Hitung kebutuhan dana untuk biaya operasional tiap bulan, biaya gaji pegawai dan biaya rutin lainnya. Bandingkan pengeluaran rutin dan pendapatan bulanan usaha. Idealnya, pendapatan harus lebih besar. Selisih dari pendapatan dan pengeluaran tersebut bisa dijadikan batas maksimum besar cicilan utang per bulan.

Nah, agar arus kas usaha tetap aman, Cak Eko menyarankan agar porsi cicilan utang tidak melebihi 30% dari rata-rata pendapatan bulanan yang diperoleh dari usaha tersebut. Ini dengan asumsi dana untuk kebutuhan operasional setara 70% dari pendapatan bulanan. Jadi kalau cicilan enggak sampai 30% pendapatan itu lebih bagus, imbuh Cak Eko.


• Pilihan kredit

Ada banyak tawaran kredit yang bisa dimanfaatkan pelaku usaha kecil dan mikro untuk mengembangkan usahanya. Yang pasti, jangan mengambil kredit tanpa agunan atau kredit multiguna untuk pengembangan usaha. Kredit seperti itu akan memberatkan bagi pelaku usaha mikro dan kecil, jadi sebaiknya dihindari, kata Zizi, sapaan akrab Fauziah.

Jika Anda mencari kredit di perbankan, cobalah mengambil kredit modal kerja atau kredit usaha rakyat. KMK kredit yang tidak mensyaratkan agunan yang boleh dilirik oleh pengusaha mikro dan kecil, cetus Aakar. Ini menjadi keunggulan kredit modal kerja. Sementara kredit usaha rakyat biasanya mengenakan bunga yang relatif lebih rendah.

Cuma, bila Anda mencari dana di bank, usaha Anda juga harus bankable dan accountable. Bank biasanya memiliki penilaian masing-masing soal kriteria usaha kecil dan mikro yang layak memperoleh pinjaman. Karena itu, supaya bisa mendapat kredit bank, seluruh aspek usaha Anda harus dikelola secara profesional, termasuk soal pembukuan keuangan.

Di luar kredit bank, Anda bisa memanfaatkan kredit dari modal ventura. Keuntungan kredit dari modal ventura ini adalah, usaha Anda juga akan mendapatkan pelatihan dan pendampingan dari lembaga modal ventura pemberi kredit. Hal ini direkomendasikan bagi Anda yang bingung mengembangkan usaha Anda.

Alternatif lain, Anda bisa mencari kredit dari koperasi atau lembaga keuangan mikro lainnya. Pilihlah lembaga keuangan mikro yang sesuai dengan aturan Kementerian Keuangan. Selain itu, pilih lembaga keuangan yang tidak menerapkan denda saat ada keterlambatan pembayaran. Kalau untuk bunga, karena proses pengajuannya mudah, Anda harus siap dengan bunga yang tinggi, kata Zizi.


• Mengatur keuangan

Jika Anda sudah berhasil memperoleh kredit, maka Anda harus disiplin dan rapi dalam mengelola keuangan Anda. Ini perlu dilakukan agar arus kas usaha tetap aman.

Zizi mengatakan, jika dalam periode enam bulan setelah memperoleh kredit pendapatan dan laba Anda cenderung turun, bisa jadi ini lantaran indikator keuangan Anda tidak sehat. Periksa lagi, mungkin saja ada alokasi penggunaan dana ekspansi yang salah.

Pastikan juga usaha Anda memiliki dana darurat. Ini untuk mengantisipasi masalah seperti konsumen Anda terlambat bayar pesanan. Dengan demikian, Anda tetap bisa mencicil pinjaman.

Jadi hati-hatilah agar tidak terjepit karena kredit. Kredit bisa juga jadi penyakit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tri Adi

Terbaru