Ini skala prioritas perencanaan keuangan yang perlu Anda pahami

Sabtu, 04 Agustus 2018 | 12:00 WIB   Reporter: Sri Sayekti
Ini skala prioritas perencanaan keuangan yang perlu Anda pahami


ANGGARAN - JAKARTA. Pernahkah Anda kebingungan soal pengeluaran mana yang perlu Anda dulukan? Apa pula pos keuangan yang harus prioritaskan ketimbang pos yang lain? 

Prioritas pengeluaran keuangan seseorang pada dasarnya dibedakan dari tujuannya: memenuhi kebutuhan sosial, kebutuhan masa lalu, kebutuhan masa depan, dan memenuhi kebutuhan masa kini. 

Menurut Eko Endarto, seorang perencana keuangan dari Finansia Consulting,  contoh kebutuhan sosial adalah zakat. Adapun contoh kebutuhan masa lalu adalah utang, sedangkan kebutuhan masa depan adalah investasi, serta kebutuhan saat ini adalah konsumsi.

Nah, agar Anda tidak melakukan kesalahan-kesalahan yang tidak perlu dalam membelanjakan uang sesuai skala prioritas, Anda bisa memulai sebuah perencanaan keuangan sederhana. Hal apa saja yang harus Anda perhatikan sebelum membuat perencanaan keuangan? 

Kali ini kita akan membahas terlebih dahulu bagaimana menentukan skala prioritas perencanaan keuangan. 

Menentukan skala prioritas penting agar jangan sampai kita kehabisan "amunisi" di tengah bulan. Jangan sampai tanggal gajian masih jauh dari jangkauan anggaran bulanan sudah habis duluan. 

Langkah pertama: membuat arus kas (cash flow) positif. Jika kondisi keuangan Anda masih lebih besar pengeluaran ketimbang pendapatan, berarti arus kas Anda negatif. Sebelum membuat sebuah perencanaan keuangan, terlebih dulu Anda harus membuat cash flow bulanan dari negative menjadi positif. 

Caranya, secara bertahap Anda melunasi utang konsumtif, mengurangi pengeluaran yang memungkinkan untuk dipangkas, dan menambah pendapatan. 

Langkah kedua: mengecek dan melunasi utang konsumtif. Kartu kredit dan Kredit Tanpa Agunan (KTA) adalah contoh utang konsumtif dan biasanya menjerat begitu ketat keuangan seseorang atau rumah tangga. Apalagi jika Anda hanya mampu membayar tagihan minimum setiap bulan. 

Jika Anda memiliki pemasukan di luar gaji, seperti bonus tahunan atau pendapatan sampingan, prioritaskan untuk melunasi kedua utang ini. 

Langkah ketiga: mengelola rekening dan tabungan. Saat ini begitu banyak kemudahan yang ditawarkan bank dalam memberikan servis kepada nasabah. 
Pastikan Anda memiliki rekening yang benar-benar efektif Anda gunakan, baik sebagai rekening transaksi pembayaran maupun rekening yang lebih ditujukan sebagai tabungan. Anda tak perlu memiliki rekening berbagai bank, tetapi tidak sempat Anda kelola dan pantau setiap bulan. 

Langkah keempat: membuat Dana Darurat. Sebelum Anda membuat sebuah perencanaan keuangan, Anda harus menyiapkan Dana Darurat.  

Dana Darurat adalah dana yang telah dialokasikan secara terpisah untuk memenuhi kebutuhan yang sifatnya sangat darurat. Apalah artinya sebuah perencanaan jika tidak ada antisipasi jika terjadi resiko yang tak bisa dihindari. Seperti sakit, kecelakaan, pemutusan hubungan kerja (PHK), anggota keluarga ada yang meninggal. 

Langkah kelima: menyusun tujuan keuangan dan investasi. Nah, setelah Dana Daurat dan asuransi telah Anda miliki, maka Anda bisa memulai menentukan tujuan keuangan mulai dari jangka pendek, menengah dan panjang dan melakukan investasi pada produk-produk keuangan sesuai dengan jangka waktu masing-masing. 

Batasan waktu tujuan keuangan adalah kurang dari 3 tahun termasuk jangka pendek, 3 tahun hingga 5 tahun termasuk jangka menengah dan di atas 5 tahun termasuk tujuan jangka panjang. 

Setelah menetap tujuan keuangan dan tenggat waktu yang ingin dicapai, maka Anda mulai membuat portofolio pribadi yang sesuai dengan karakter  dan usia Anda yakni tipe konservatif, moderat, atau agresif. 

Anda bisa mencari rekomendasi pilihan investasi dengan lebih sering membaca informasi terkait berbagai produk investasi melalui buku, media cetak maupun online. Tentu saja Anda pilih bacaan dengan sumber-sumber yang kredibel agar mendapat informasi yang benar dan akurat. 

Langkah keenam: membuat proteksi yakni membeli asuransi. Hal utama dalam membuat proteksi adalah memberikan perlindungan terhadap pencari nafkah utama dalam keluarga. 

Jika kemampuan Anda dalam membayar iuran premi asuransi masih terbatas, maka yang wajib memiliki asuransi adalah pencari nafkah utama. Jadi, jika terjadi resiko meninggal atau cacat permanen  sehingga tidak bisa bekerja pada pencari nafkah utama, maka pasangan dan anak-anak masih bisa melanjutkan kehidupan dengan Uang Pertanggungan dari perusahaan asuransi. 

Nah, kini saatnya Anda untuk bisa konsisten melaksanakan keenam langkah tersebut agar Anda bisa mencapai tujuan keuangan yang sudah Anda rencanakan sesuai tenggat waktunya. 

Kunci kesuksesan sebuah perencanaan keuangan adalah konsistensi dan disiplin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hasbi Maulana

Terbaru