Ini kunci agar tetap bisa tenang andai krisis Turki merembet kemari

Selasa, 21 Agustus 2018 | 04:00 WIB   Reporter: Sri Sayekti
Ini kunci agar tetap bisa tenang andai krisis Turki merembet kemari


DANA DARURAT - JAKARTA. Di antara pelbagai pesan berantai yang tersebar melalui WhatsApp (WA), belakangan ini beredar sebuah anjuran menarik yang tidak biasa. Jarang-jarang pesan seperti ini beredar di grup-grup WA masyarakat awam. 

Pesan itu memperingatkan orang agar berjaga-jaga menghadapi kemungkinan krisis di Turki merembet ke Indonesia. Si pencipta pesan -entah siapa- juga mengungkapkan kemungkinan dampak perang dagang antara Amerika Serikat versus China terhadap kita.

Pesan itu merinci beberapa hal yang perlu disiapkan orang untuk mengantisipasi kondisi ekonomi terburuk selama setidaknya enam bulan ke depan. Selain anjuran berhemat, saran menabung, mengurangi pengeluaran konsumtif, pesan itu juga menekankan perlunya menunda investasi usaha.

Lepas dari motif dan argumen pesan berantai tersebut yang sangat bisa dipertanyakan, ada satu poin menarik yang kebetulan sering pula dianjurkan oleh para perencana keuangan. Pesan itu menyarankan orang untuk punya uang tunai dengan nilai minimal cukup untuk memenuhi pengeluaran enam bulan kedepan. Buat berjaga-jaga, katanya.

Nah, "uang jaga-jaga" semacam itu dalam khasanah perencanaan keuangan disebut dengan istilah dana darurat. Dana darurat adalah dana yang telah dialokasikan secara terpisah untuk memenuhi kebutuhan yang sifatnya sangat darurat.

Kebutuhan darurat seperti apa yang dimaksud? 

Salah satu contohnya adalah biaya rumah sakit ketika tiba-tiba sakit. Contoh lain, kecelakaan tak terduga juga bisa memaksa seseorang mengeluarkan biaya untuk berobat. 

Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) secara tiba-tiba juga bisa masuk kriteria darurat karena mengakibatkan seseorang atau keluarga kehilangan penghasilan. Satu kondisi darurat lain yang tidak bisa kita pungkiri adalah kematian anggota keluarga pencari nafkah. 

Bagi para perencana keuangan, dana darurat memiliki prioritas lebih tinggi dibanding investasi jangka panjang. Maklum, kita tidak pernah tahu kejadian darurat itu akan tiba. Yang bisa kita usahakan sekadar mengantisipasi jika sewaktu-waktu kondisi seperti itu datang, bukan?

Berapa besar dana darurat yang kita butuhkan? 

Nilai dana darurat tergantung pada jumlah tanggungan dalam keluarga. Seorang lajang yang tidak mempunyai tanggungan, cukup menyisihkan penghasilan hingga senilai tiga bulan pengeluaran kebutuhan hidup sehari-hari. 

Seorang kepala keluarga yang memiliki tanggungan istri atau suami serta dua orang anak setidaknya butuh dana darurat senilai enam bulan pengeluaran kebutuhan hidup sehari-hari. Jika tanggungan anak Anda lebih dari tiga orang, kebutuhan dana darurat meningkat menjadi 12 bulan kebutuhan hidup sehari-hari. 

Meskipun harus siap sewaktu-waktu jika dibutuhkan, dana darurat tidak kudu selalu tersedia dalam bentuk uang tunai di tangan. Dana darurat bisa "disimpan" pada produk keuangan atau investasi, asal likuid alias mudah dicairkan ketika sewaktu-waktu diperlukan. Tabungan, deposito, atau logam mulia bisa menjadi wadah menyimpang dana darurat.

Sekedar gambaran untuk memudahkan pengalokasian dana darurat, yuk kita simak contoh berikut. 

Sebuah keluarga kecil terdiri dari sepasang suami-istri yang sama-sama bekerja dan memiliki seorang anak. Gaji suami Rp 15.000.000, gaji istri Rp 5.000.000. 

Rincian pengeluran rutin mereka setiap bulan: kebutuhan hidup sehari-hari Rp. 7.000.000; cicilan rumah Rp 5.000.000; cicilan mobil Rp 4.000.000; dan tabungan Rp 4.000.000. Total kebutuhan hidup mereka Rp 16.000.000 per bulan. Tabungan tidak termasuk. 

Nah, dari ilustrasi itu kita bisa menghitung nilai dana darurat yang harus tersedia: yaitu 6 x Rp 16.000.000. Jadi, keluarga tadi perlu mengalokasikan dana setidaknya Rp 96.000.000.

Dilihat sepintas, nilai dana darurat yang haruis tersedia tersebut tampak besar. Memang, perhitungan ini dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai kemungkinan jika keadaan darurat benar-benar terjadi. 

Sekedar contoh jika suami terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dari kantornya, untuk bisa mendapatkan pekerjaan baru butuh waktu yang tidak mudah diprediksi. Padahal penghasilan suami merupakan penghasilan utama karena lebih besar nilainya. 

Dana darurat senilai enam bulan kebutuhan hidup sehari-hari tadi setidaknya bisa menutup kebutuhan hidup selama enam bulan saat belum mendapat penghasilan dari pekerjaan baru.

Agar dana darurat ini terganggu oleh keperluan sehari-hari, sebaiknya kita membuka rekening tabungan secara terpisah, khusus untuk penempatan dana darurat. Oh, iya, jika Anda lebih suka deposito untuk memarkir dana darurat, silakan pilih deposito berjangka 1 bulan dan catat tanggal jatuh temponya.

Jadi, jelas, kan? Ada atau tidak dampak krisis di Turki dan perang dagang AS-China terhadap keluarga kita, dana darurat sebaiknya tetap tersedia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hasbi Maulana

Terbaru