Harga murah belum tentu ramah di kantong

Jumat, 04 September 2015 | 09:25 WIB   Reporter: Melati Amaya Dori
Harga murah belum tentu ramah di kantong


Yongki penuh semangat mempromosikan televisi yang baru dibelinya ke teman-temannya di salah satu grup WhatsApp yang ia ikuti. Yongki sumringah lantaran merasa berhasil memperoleh televisi bagus dengan harga yang menurutnya murah.

Ia berkisah, saat itu ia bersama keluarganya jalan-jalan di sebuah mal di Tangerang. Kebetulan, Yongki dan keluarganya melewati sebuah ritel elektronik. “Pas lagi ada promo diskon 40%, bisa mencicil dengan bunga 0%,” kisahnya. Pria yang bekerja sebagai fotografer lepas ini menyebut diskon bisa diperoleh bila belanja menggunakan kartu kredit bank tertentu.

Lantaran memiliki kartu kredit dari bank tersebut, tanpa pikir panjang, Pungki langsung membeli televisi tersebut. “Mumpung murah,” kata dia beralasan. Padahal, sejatinya Yongki tidak benar-benar membutuhkan televisi tersebut. Apalagi, ia juga sudah memiliki televisi di rumahnya.

Anda mungkin pernah mengalami kejadian seperti yang dialami Yongki. Saat iseng jalan-jalan di pusat perbelanjaan, Anda melihat penawaran diskon produk tertentu yang membuat Anda tertarik. Lantaran tergoda tawaran tersebut, Anda pun lantas membeli produk tersebut dengan alasan harganya murah.

Penawaran diskon atau cashback kini kerap menjadi senjata para pemasar untuk memikat pembeli. “Yang namanya diskon atau uang kembali (cashback) itu pasti merupakan strategi marketing,” kata Sari Insaniwati, perencana keuangan dari Mitra Rencana Edukasi Financial & Business Advisory.

Perusahaan solusi pembayaran Global Payroll Gateway pernah melakukan penelitian, strategi memberi cashback merupakan strategi pemasaran yang populer digunakan oleh peritel di Inggris. Menurut hasil penelitian yang diumumkan awal Agustus lalu, sekitar 71% konsumen yang membeli barang secara online memilih barang yang menawarkan cashback tinggi.

Anda mungkin sudah tahu dan sudah sering mendengar bahwa tawaran diskon dan cashback belum tentu menguntungkan. Anda juga mungkin sudah tahu tawaran-tawaran tersebut harus disikapi dengan bijak. Tapi, toh, tetap saja banyak orang yang terbujuk membeli barang lantaran iming-iming diskon atau cashback.


Memanfaatkan diskon dan cashback
Tawaran diskon dan cashback memang bak pisau bermata dua. Bila tidak bijak memanfaatkannya, tawaran-tawaran tersebut bisa membuat keuangan keluarga terganggu. Di lain pihak, tawaran diskon dan cashback ini juga bisa jadi menguntungkan. Anda bisa memanfaatkan tawaran tersebut untuk memenuhi kebutuhan keluarga dengan dana yang tidak terlalu besar.

Apalagi, saat ini ada banyak tawaran diskon dan cashback yang bisa dimanfaatkan. Kartu kredit dari perbankan biasanya dilengkapi dengan penawaran diskon dan cashback tersebut. Bahkan, kini ada juga bank yang memberikan penawaran cashback bagi nasabah tabungannya, dengan syarat tertentu.

Para perencana keuangan sepakat tawaran diskon dan cashback bisa dimanfaatkan bila si konsumen memang membutuhkan barang yang ditawarkan. Misalnya saja, bila yang didiskon adalah barang kebutuhan sehari-hari.

Hipermarket dan supermarket saat ini biasanya sering memberikan diskon untuk produk sehari-hari, seperti susu atau produk makanan. Jika ada diskon untuk pembelian kebutuhan sehari-hari tersebut, para perencana keuangan menyarankan untuk memanfaatkan diskon yang ada.

Lalu bagaimana agar jangan sampai terjebak tawaran diskon atau cashback hingga keuangan terganggu? Para perencana keuangan menyebut, patokan utamanya adalah kebutuhan kita. “Belanjalah sesuai kebutuhan,” tegas Sari.

Jadi, tawaran diskon atau cashback sebaiknya hanya dimanfaatkan bila Anda memang benar-benar membutuhkan barang tersebut. Sementara bila barang yang dibarengi tawaran diskon atau cashback tidak termasuk dalam prioritas pembelian barang Anda, tentu saja sebaiknya Anda menghindari membeli barang tersebut.

Selain soal kebutuhan, ada beberapa hal lain yang perlu Anda pertimbangkan sebelum memutuskan membeli suatu barang yang dibundel dengan tawaran diskon atau cashback.


• Menyusun prioritas pembelian barang
Hal penting yang harus diingat agar tidak terjebak rayuan diskon atau cashback yang bisa membuat isi kantong terkurang adalah Anda harus bisa membedakan keinginan dan kebutuhan. Jangan termakan rayuan membeli barang dengan harga diskon atau dengan fitur cashback cuma lantaran Anda menginginkan barang tersebut.

Karena itu, Anda harus bisa mengelola pembelian barang diskon atau cashback dengan baik. Chief Financial Planner ZAP Finance Prita Hapsari Ghozie menegaskan, Anda harus menanamkan pola pikir bahwa Anda yang akan mengelola diskon atau program cashback tersebut.

Hal ini bisa dilakukan dengan membuat pos-pos untuk belanja bulanan Anda. Dari situ, Anda bisa mengetahui berapa dana yang akan dihabiskan, serta berapa dana yang tersisa.

Nah, jika setelah mengatur pos belanja bulan tersebut dan tidak ada dana yang tersisa, hindari melakukan pembelian barang, meskipun barang tersebut harganya didiskon. “Jika Anda lihat ternyata tidak ada pos kosong, meski ada tawaran diskon apa pun, pasti Anda akan enggan meliriknya,” tutur Prita.

Kalau ada beberapa barang yang sedang Anda incar dan kebetulan barang-barang tersebut sedang dalam masa promosi diskon atau cashback, Anda harus membuat prioritas. “Utamakan barang yang memang sudah tersedia anggarannya,” terang Sari.

Anda juga perlu membuat batasan maksimal nilai belanja Anda. Kalau Anda cuma menginginkan suatu barang, tapi sebenarnya Anda tidak butuh-butuh amat, sebaiknya hindari membeli barang tersebut. Tapi kalau Anda memang masih memiliki dana, Anda bisa membeli barang tersebut. Prita menyebut, batas maksimal pembelian barang gaya hidup adalah 10% dari pendapatan setiap bulan.


• Dana pembelian sudah tersedia
Pada intinya, sebaiknya jangan lakukan pembelian bila Anda belum memiliki dana. Jadi, pastikan Anda memiliki dana yang cukup untuk membayar produk yang Anda beli, meskipun Anda melakukan pembelian dengan menggunakan kartu kredit.

Jadi, jangan memperlakukan pembelian barang diskon atau barang yang disertai fitur cashback sebagai pembelian tidak terduga. Sebelum memutuskan membeli suatu barang, Anda harus terlebih dulu menganggarkan dana untuk pembelian barang tersebut.

Contohnya, Anda memang sudah berencana membeli sofa. Kebetulan, kartu kredit Anda menawarkan diskon atau cashback untuk pembelian sofa, yang sesuai dengan kebutuhan Anda. Idealnya, jangan ujug-ujug membeli sofa tersebut bila Anda belum memiliki dana yang cukup.

Bila memang sudah memiliki rencana, Anda bisa mengalokasikan dana terlebih dulu untuk membeli sofa tersebut. “Kalau sudah ada anggarannya, baru belanjakan dan manfaatkan tawaran diskon atau cashback-nya,” cetus Sari.

Bagaimana bila program diskon atau cashback tersebut hanya berlaku dalam periode terbatas? Para perencana keuangan menyebut, biasanya program cashback atau diskon dari kartu kredit memiliki jangka waktu yang lama, sehingga memungkinkan konsumen menabung dan mempersiapkan dana.

Bila periode program diskon atau cashback tersebut akan segera selesai, pastikan Anda memiliki dana untuk membayar pembelian tersebut dengan pendapatan atau gaji Anda di bulan berikutnya. Tapi bila dana masih belum mencukupi saat Anda menerima gaji atau pendapatan, sebaiknya urungkan dulu niat Anda melakukan pembelian barang.

Bagaimana bila barang yang ingin dibeli tersebut benar-benar barang yang dibutuhkan, sementara saat itu dana pembelian belum terkumpul? Prita mengingatkan pada dasarnya penawaran diskon atau cashback akan selalu ada dan bisa ditawarkan kapan saja.

Jadi, kalau Anda memang membutuhkan suatu barang dan ingin memanfaatkan diskon atau cashback untuk membeli barang-barang tersebut, Anda harus rajin melakukan riset dan mencari tawaran program diskon atau cashback yang bisa dimanfaatkan.

Biasanya, peritel akan memberikan penawaran diskon atau cashback di momen-momen tertentu. Misalnya saja saat momen perayaan suatu peristiwa. Ambil contoh, menjelang perayaan 70 tahun kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus lalu, banyak peritel yang memberikan promo diskon atau cashback untuk pembelian produk tertentu. Atau misalnya acara Jakarta Great Sale, yang biasanya berlangsung untuk memperingati ulang tahun Jakarta.


• Segera membayar lunas
Salah satu tujuan menyiapkan dana terlebih dulu sebelum melakukan pembelian barang adalah untuk mencegah berutang. Jangan lupa, idealnya, dalam perencanaan keuangan, total beban utang maksimal sebesar 30% dari total pendapatan setiap bulan.

Sementara, tawaran diskon atau cashback bisa membuat Anda berutang lebih besar, terutama bila program tersebut hanya bisa dinikmati oleh pemegang kartu kredit. Lantaran tergiur tawaran diskon atau cashback, seseorang bisa dengan mudah menggesek kartu kreditnya, sehingga utang pun jadi membengkak. “Sebisa mungkin pembelian jangan menimbulkan cicilan,” kata Eko Endarto, perencana keuangan dari Finansia Consulting.

Bila Anda membeli suatu barang untuk memanfaatkan diskon atau cashback dari kartu kredit, pastikan Anda bisa membayar langsung tagihan atas barang tersebut setelah tagihan kartu kredit diterima. Kalau Anda belum memiliki dana cukup saat melakukan pembelian, pastikan Anda bisa menyisihkan dana dari gaji atau pendapatan Anda untuk membayar produk tersebut di bulan selanjutnya.

Para perencana keuangan sepakat, sebisa mungkin jangan sampai pembayaran tagihan atas barang tersebut dilakukan dengan mencicil. Pembayaran tagihan kartu kredit dengan cara mencicil saat Anda membeli barang yang dicantoli program diskon atau cashback, justru bisa merugikan. “Karena cashback atau diskonnya jadi tidak ada gunanya kalau harus membayar bunga cicilan juga, kan?” imbuh Sari.

Eko berpendapat, pembelian dengan cicilan hanya bisa dilakukan bila barang yang dibeli tersebut benar-benar barang yang dibutuhkan. Selain itu, pastikan juga porsi pembayaran utang dalam pengeluaran setiap bulan tidak melebihi 30% dari total pendapatan. “Kalau anggaran untuk utang yang sebesar 30% dari bulanan sudah penuh, jangan sekali-sekali mengambil program cicilan, meski tawarannya cicilan 0%,” tegas Eko.


• Teliti sebelum membeli
Anda membeli barang yang dibundel dengan promo diskon atau cashback tentu dengan harapan bisa memperoleh barang dengan harga yang lebih murah. Agar tidak kehilangan keuntungan tersebut, Anda harus berhati-hati dan jangan sembarangan membeli barang.

Periksa terlebih dulu harga barang tersebut. Ada baiknya kalau Anda sudah memiliki informasi berapa harga normal barang yang Anda incar tersebut. Anda bisa mencari informasi tentang harga wajar produk tersebut dengan membandingkan harga di tempat yang memberi diskon dengan harga di gerai lainnya. Dengan demikian, Anda bisa mempertimbangkan apakah besaran diskon atau cashback yang diberikan layak atau tidak.

Anda mungkin sudah tahu, kadang-kadang ada peritel yang sengaja menaikkan terlebih dulu harga suatu barang sebelum memberikan diskon pada barang tersebut. Kalau itu yang terjadi, pada dasarnya Anda tidak mendapatkan manfaat diskon atau cashback yang Anda incar. “Kalau kelihatannya harganya sudah di-mark up lebih baik jangan beli,” kata Eko.

Perhatikan juga kualitas barang yang ditawarkan. Bisa jadi, si penjual memberikan diskon atau cashback untuk suatu barang lantaran barang tersebut kondisinya sudah tidak terlalu bagus lagi. Misalnya ada lubang kecil, jahitan yang rusak atau robek kecil. Karena itu, telitilah barang yang akan dibeli.

Jadi, jangan langsung kalap saat melihat barang yang dibundel promo diskon atau cashback, ya.   

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tri Adi

Terbaru